TRIBUNNEWS.COM – Sebuah pusat rekrutmen militer di Thailand dikejutkan dengan kemunculan dua ratu kecantikan yang datang untuk wajib militer.
Seperti yang dilaporkan South China Morning Post, perempuan transgender dari Thailand telah dipilih untuk masuk militer melalui undian perekrutan tahunan.
Mereka boleh menolak, namun tetap harus melapor ke petugas pengadilan.
Berdasarkan Undang-Undang Dinas Militer Thailand tahun 1954, laki-laki berhak mengikuti wajib militer pada usia 21 tahun.
Di militer Thailand yang aktif, tentara biasanya menjalani hukuman dua tahun.
Jika jumlah orang yang mendaftar melebihi slot yang tersedia, ada pula yang dipilih melalui undian.
Pada hari wajib militer, mereka yang memenuhi syarat harus mengambil kartu dari sebuah kotak.
Nasib mereka tergantung pada warna kartu yang mereka ambil.
Mereka yang mendapat kartu merah harus menjalankan tugas militer selama dua tahun.
Sedangkan yang mendapat kartu hitam boleh pulang. Kantong Pasarapon (kiri) dan Parida Kerajufan (Instagram @kantong_4289, @rockprd_)
Militer tahun ini di Thailand berlangsung pada 1 hingga 12 April 2024.
Saat dua wanita transgender yang kerap mengikuti kontes kecantikan ini muncul di pusat pendaftaran militer di distrik Kaset Visayas di timur laut tengah Thailand, mereka menarik perhatian banyak orang.
Bercerita tentang Parida Kerayuphan (21), mahasiswa Universitas Sripathum di Bangkok.
Ia menjadi duta kampus karena parasnya yang menarik dan saat ini memiliki 114 ribu pengikut di Instagram.
Kantong Pasarapon, 21, adalah wanita transgender lainnya yang dikabarkan telah mengikuti sekitar 100 kontes kecantikan dan memenangkan gelar tersebut.
Fans memanggilnya “Malaikat Teluk Thailand”.
Kemunculan dua perempuan transgender di lingkungan militer ini menjadi perbincangan hangat di jejaring sosial Thailand.
Keduanya mengunggah foto di media sosial masing-masing yang menunjukkan surat keluarnya mereka.
“Rasanya seperti kontes kecantikan, bukan situs lotere militer,” kata salah satu pengguna Instagram.
“Sebagai seorang wanita, saya merasa rendah diri,” kata yang lain.
Parida Kerayuphan dan Kantong Pasarapon pergi ke kantor wajib militer untuk meminta pengecualian.
Sebagai buktinya, mereka membawa surat keterangan operasi ganti kelamin. Kantong Pasarapon (kiri) dan Parida Kerajufan (Instagram @kantong_4289, @rockprd_)
Di Thailand, kaum transgender dapat mengajukan permohonan pengecualian dari dinas militer jika mereka dapat memberikan sertifikat medis yang relevan.
Namun, mereka tetap harus melapor ke militer untuk penegakan hukum.
Tentara Thailand biasanya merekrut antara 80.000 dan 100.000 tentara per tahun, tergantung pada tingkat kelahiran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand mengatakan 40.000 dari 85.000 personel yang dibutuhkan tahun ini akan direkrut melalui undian.
Laki-laki Thailand biasanya menerima surat informasi tentang dinas militer pada usia 17 tahun dan diharuskan menjawabnya.
Jika mereka tidak ingin wajib militer, mereka harus mengikuti undian yang diadakan setiap bulan April.
Anda mungkin secara hukum dibebaskan dari dinas militer dalam kasus-kasus tertentu.
Misalnya saja menjalani program pelatihan petugas cadangan sekolah menengah atas selama tiga tahun.
Selain itu, penyandang disabilitas dan biksu dengan tingkat pendidikan Budha yang lebih tinggi juga dapat menerima pengecualian permanen.
Orang yang tidak ikut serta dalam seleksi dinas militer untuk perekrutan dapat menerima hukuman penjara hingga tiga tahun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavier)