Reporter Tribunnews.com, Ismoyo melaporkan
TRIBUNNEWS.
Mata uang Garuda berada di level Rp 16.450 pada Jumat (21/6/2024) sore, menurut data kurs Bloomberg.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfaniyaputra mengatakan pelemahan rupiah berdampak pada kinerja keuangan dan operasional penerbangan Garuda karena banyak komponen Garuda Indonesia yang berdenominasi dolar AS.
Misalnya pembiayaan pesawat atau sewa pembiayaan yang diterima Garuda harus dibayar dalam dolar AS.
Hal ini menyebabkan beban operasional Garuda meningkat secara tiba-tiba sehingga memberikan tekanan pada pendapatan perusahaan.
“Tingkat rotasi akan membuat Anda terpesona, dan kami memiliki bagian dolar yang besar. Kalau nilai tukar terus melemah, kita akan bangkrut. Sementara pendapatan kami sebagian besar dalam rupiah,” kata Irfan saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini. Baru-baru ini, (20.06.2024).
Selain nilai tukar, ada faktor lain yang dapat memberikan tekanan pada pendapatan maskapai penerbangan. Artinya bahan bakar penerbangan juga menjadi lebih mahal. Garuda meminta penyesuaian pagu tarif
Irfan ingin Kementerian Perhubungan mengubah aturan batas atas tarif (TBA) tarif angkutan udara.
Perlu diketahui, nilai tukar rupiah terakhir yang diupdate TBA adalah Rp 13.000 per dolar AS.
“Kami meminta peninjauan terhadap TBA. Perlu diketahui bahwa TBA final didasarkan pada nilai tukar Rp13.000 USD. Jadi tidak perlu dilihat lagi, biaya-biaya kita sudah tidak relevan lagi,” jelasnya.
Irfan pun menegaskan pihaknya akan terus bekerja keras mengatasi dampak pelemahan rupee.
Irfan pada Jumat (21/6/2024).
“Ya berarti harus bekerja lebih keras, itu bagian dari kesepakatan,” tutupnya.