TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sektor asuransi di Indonesia tetap tangguh dan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sehat setiap tahunnya. Namun hingga saat ini, tingkat penetrasi asuransi masih berada di angka 2,7 persen, relatif lebih rendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN.
Di sisi lain, angka-angka tersebut menunjukkan masih banyak potensi pertumbuhan yang belum terealisasi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut antara lain mikroekonomi pasar, rendahnya kepercayaan masyarakat, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan, kepemilikan aset, serta tingkat melek huruf dan cakupan asuransi yang masing-masing hanya 31,72 persen dan pertama 16,63 persen.
“Ada peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui literasi dan inklusi keuangan yang akan berkontribusi terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” kata Eric Nemitz, CEO Asuransi Sompo, dikutip dalam siaran pers, Selasa 11 Juni 2024.
Ia menambahkan, melalui inisiatif Road to BIK, perseroan memberikan edukasi mengenai produk dan layanan asuransi agar lebih banyak masyarakat dapat mencapai keamanan finansial dan mendapatkan ketenangan pikiran dengan melindungi diri dari risiko keuangan yang tidak diinginkan. “Mencapai kesejahteraan finansial dimulai dari kemampuan mengambil keputusan yang tepat,” ujarnya.
Ia menambahkan, program Road to BIK Sompo dimulai pada bulan Juni dengan konten edukasi tentang perencanaan keuangan dan kesehatan finansial.
Acara komunitas ini akan diadakan setiap dua bulan sekali mulai bulan Juni, menampilkan Aliyah Natasya, Certified Financial Planner, Islamic Financial Planner, dan financial influencer.
Acara pertama pada tanggal 26 Juni di Uptown Coworking Space, Kuningan, Jakarta, mengundang mahasiswa untuk berpartisipasi dan berdiskusi tentang kesehatan finansial, serta cara berinvestasi pada diri sendiri dan mengelola keuangan.
Pendaftaran program ini dimulai pada 11 Juni. Pada bulan Agustus dan Oktober, acara komunitas akan didedikasikan untuk ibu rumah tangga dan pemilik UKM.