TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabel serat optik di dasar Laut Merah dikabarkan putus sehingga mengganggu 25 persen lalu lintas data antara Asia dan Eropa.
Empat kabel bawah laut di Laut Merah hancur, termasuk Seacom, TGN-Gulf, Asia-Africa-Europe 1 dan Europe India Gateway.
Dampak tersebut dialami pada Selasa (5/3/2024) malam di Indonesia yang sulitnya akses internet.
Beberapa platform media sosial Facebook dan Instagram juga tidak dapat diakses.
HGC Global Communications yang berbasis di Hong Kong mengatakan pihaknya berupaya memulihkan lalu lintas data setelah empat dari 15 kabel bawah airnya ditemukan rusak.
Lalu lintas data di Eropa saat ini berjalan melalui kabel di Tiongkok dan di bawah Samudera Pasifik ke AS, sedangkan kabel lainnya berjalan di Laut Merah.
Sejauh ini, penyebab kerusakan fisik dasar Laut Merah masih belum diketahui.
Pejabat AS sedang menyelidiki apakah kabel itu sengaja dipotong atau tersangkut di jangkar.
Sebab ada peringatan dari pemerintah Yaman yang diterima dunia internasional bahwa kelompok Houthi pendukung Iran akan menghancurkan kabel bawah laut dan menyerang kapal-kapal.
Pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah barat Laut Merah, membantah menargetkan kabel internet.
Bahkan, mereka menyalahkan pasukan Amerika dan Inggris atas kerusakan kabel tersebut.
Pasukan AS dan Inggris telah menargetkan senjata dan fasilitas Houthi sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap kapal dagang yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden.
Kelompok Houthi menyebut serangan itu merupakan dukungan Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas.
Setidaknya terdapat lebih dari 550 kabel serat optik yang beroperasi di bawah Laut Merah.
Secara total, kabel ini membentang hampir 870.000 kilometer di bawah laut dan menghubungkan Amerika, Eropa, Asia, dan seluruh dunia.
Juru bicara Meta Andy Stone mengatakan ada bug di aplikasi.
Ia juga mengatakan timnya akan menyelesaikan masalah pada perangkat lunak tersebut secepatnya.
“Sebelumnya hari ini ada masalah teknis yang menyulitkan masyarakat untuk mengakses beberapa layanan kami. “Kami menyelesaikan masalah ini secepat mungkin untuk semua orang yang terlibat dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” katanya.
Ini bukan pertama kalinya masalah ini terjadi pada aplikasi Meta.
Sebelumnya pada bulan Oktober 2021, Meta mengalami permasalahan serupa di banyak aplikasinya.
Konflik geopolitik
Pakar komunikasi sekaligus CEO perusahaan ICT Heru Sutadi mencatat, jaringan internet Indonesia tidak rusak akibat rusaknya kabel serat optik di Laut Merah.
Menurut Heru, Indonesia kini sudah banyak jaringan yang terhubung dengan Tier One di Amerika Serikat.
“Ini tentu berbeda kasusnya, misalnya pada tahun 2006 terjadi gempa di Taiwan dan jaringan kami putus,” ujarnya kepada Tribun Network, Rabu (6/3/2024).
Heru mengatakan, jaringan Internet Indonesia yang terhubung Tier One saat itu hanya melewati Taiwan dan Hong Kong.
Indonesia juga dilanda gempa.
“Sekarang Indonesia sudah berada pada posisi yang baik di tengah geopolitik masa depan. Kenapa? Karena saat ini banyak negara penyedia jaringan fiber optik mulai mengubah atau menghindari Laut China Selatan,” ujarnya.
Penyedia jaringan serat optik ini menghindari laut merah karena ketegangan geopolitik yang tidak menentu, terutama antara Amerika dan China.
Oleh karena itu, penyedia jaringan serat optik internasional harus mempunyai alternatif lain.
“Sekarang jika melihat Facebook, Google, dan Amazon yang menggunakan jaringan ini, Indonesia diperkirakan bisa menyamai peringkat pertama Amerika Serikat,” kata Heru.
Ia menambahkan, masih banyak lagi jalur jaringan serat optik yang telah selesai dibangun dan ada pula yang kini sudah beroperasi.
“Dengan tidak menggunakan Jalur Laut China Selatan, kami berharap kedepannya tidak ada kendala jaringan,” ujarnya.
Heru mengatakan sistem media sosial yang sulit dijangkau mungkin tidak berdampak pada apa yang terjadi di Laut Merah.
Penting untuk memeriksa kembali masalahnya karena jika dilihat, aplikasinya saling terkait.
“Bisa jadi servernya dekat atau di tempat yang sama dan ada masalah. Facebook dan Instagram sebenarnya masuk dalam Meta, mereka menaruh aplikasinya di sana, jadi tidak ada hubungannya. Dan apa yang terjadi di Laut Merah?” , ”pungkasnya.