TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar pertemuan bilateral dengan Chairman SINOPEC Engineering Group (SEG) Zhang Xinming beserta direksi, dalam agenda kunjungannya ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di bidang industri petrokimia.
“Kami yakin kerja sama ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan industri kedua negara. Kami berterima kasih kepada SEG atas minat yang ditunjukkan dalam kerja sama tersebut,” kata Menteri Perindustrian di Hotel Park Hyatt Beijing, Kamis (13/06/2024). . ) waktu lokal .
Menperin mengakui portofolio bisnis SEG cukup mendunia dengan keunggulan di bidang teknik, teknologi, dan konstruksi. Pada tahun 2023, SEG mengelola hingga 1.043 proyek di seluruh dunia, yang didominasi oleh sektor industri petrokimia.
“Ini merupakan pencapaian yang mengesankan dan menunjukkan kapabilitas SEG sebagai pemain global dalam pengembangan industri petrokimia,” ujarnya. Untuk itu, Menteri mengajak SEG untuk membangun industri petrokimia di Indonesia.
“Kami yakin jika kami bisa berinvestasi dan bekerja sama dengan mitra di Indonesia, hal itu juga akan menjadi keuntungan bagi SEG,” tambahnya. Selain itu, dengan pengalaman proyek lebih dari 30 tahun di berbagai belahan dunia, SEG memiliki pengalaman dalam membangun industri petrokimia yang sukses.
“Kapasitas produksi industri petrokimia Indonesia kini lebih dari 14 juta ton per tahun. Namun masih belum bisa memenuhi kebutuhan Indonesia.”
“Mengingat kesenjangan antara pasokan dan permintaan produk petrokimia, hal ini dapat menjadi peluang investasi bagi SEG untuk membangun industri petrokimia baru di Indonesia,” jelas Menkeu.
Di sisi lain, fasilitas produksi hidrogen ramah lingkungan pertama Sinopec diresmikan pada Juni 2023 di Kuchi, Xinjiang. Pembangkit listrik ini terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya 300 MW, angkutan listrik, elektrolisis hidrogen dengan kapasitas 20.000 ton per tahun.
Di saat yang sama juga disebutkan bahwa Indonesia juga sedang fokus pada pengembangan industri hidrogen di Indonesia.
Hidrogen diharapkan menjadi salah satu pendorong utama transisi energi di Indonesia, sekaligus salah satu strategi utama pemerintah dalam menerapkan peta jalan emisi net-zero tahun 2060.
Untuk memastikan SEG dapat menanamkan modalnya di Indonesia, Kementerian Perindustrian dapat memberikan insentif fiskal dan nonfiskal untuk memastikan investasi SEG aman dan menguntungkan.
“Insentif tersebut antara lain pelonggaran aturan impor tertentu untuk peralatan operasional, pengurangan pajak, dan fasilitasi perizinan. Kami juga mendukung SEG jika ada yang perlu diputuskan oleh SEG untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Menkeu.