Laporan Aisya Nursyamsi, jurnalis Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Alergi seringkali menimbulkan masalah pada masa tumbuh kembang anak. Hal ini menjadi tantangan karena alergi cenderung kambuh di Indonesia.
Salah satu faktornya adalah genetik, yang sulit diperbaiki.
Oleh karena itu, sebaiknya orang tua mulai memikirkan alergi jika anaknya sakit namun tidak kunjung sembuh.
Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Irlandia (Unair), Prof. DR Dr Anang Endaryanto, SpA (K), MARS.
Orang tua patut curiga jika anaknya menunjukkan gejala yang tidak biasa.
“Banyak penyakit yang tidak bisa hilang tanpa alergi, sehingga kita harus bisa mendeteksi gejala alergi secara spesifik,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (28 Maret 2024).
Secara umum gejala alergi hampir sama dengan penyakit menular lainnya.
Batuk, pilek, gatal, sakit perut, pilek dll. Namun, jika anak mengalami situasi seperti di bawah ini, orang mungkin akan curiga.
Pertama, orang tua harus curiga jika gejalanya menetap dalam waktu lama dan tidak diobati.
“Kalau sembuh, kambuh lagi karena sebab yang sama. Misalnya setelah makan makanan tertentu. Setelah ada hewan berbulu di rumahnya,” jelas dr Anang.
Kedua, jika ada kerabat yang memiliki alergi, maka kecurigaan alerginya semakin kuat.
Misalnya bapak, kakak, adik, kakek dan neneknya alergi, jadi ada gejala penyakitnya, misalnya batuk, pilek, gatal-gatal karena alergi, imbuhnya.
Gejala kronis, nyeri setelah berulang kali terpapar benda tertentu, riwayat alergi dalam keluarga. Saya mulai bertanya-tanya apakah anak saya alergi atau tidak, tutupnya.