TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Adira Finance mulai serius menggeluti bisnis pembiayaan kendaraan listrik. Perusahaan ini Bank Danamon telah mulai menggarap bisnis pembiayaan kendaraan listrik mulai tahun 2022 ketika pasar di sektor ini akan dimulai.
Chief Financial Officer Adira Made Dewa Susila mengatakan bisnis pembiayaan kendaraan listrik, roda dua, dan roda empat berkembang pesat.
“Pada IIMS 2024 banyak yang berkunjung ke gedung EV,” ujarnya di sela-sela acara buka puasa bersama media di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Ia mengingatkan, distribusi unit ke konsumen harus dipermudah agar industri pembiayaan kendaraan listrik bisa tumbuh tinggi. “Setelah IIMS 2024, kami akan menindaklanjuti SPK (surat pemesanan mobil) yang akan datang karena model (suku cadang) yang diberikan ke publik belum semuanya siap,” kata Made.
Industri EV diperkirakan akan terus tumbuh dan di Indonesia sektor ini mulai tumbuh.
“Dukungan dunia usaha sangat diperlukan. Kebanyakan pembeli EV saat ini adalah masyarakat berpenghasilan tinggi dan sebagian besar membeli secara tunai,” kata Made.
Total pembiayaan mobil listrik di Adira Finance akan kurang dari Rp 200 miliar pada tahun 2023, termasuk mobil listrik dan mobil listrik.
Tentu saja Adira sangat senang menggeluti bisnis ini. Lagi-lagi pasarnya kecil karena ini baru tahap pertama,” ujarnya.
Kesulitan dalam bisnis ini antara lain harga yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko kredit bersifat tetap, ujarnya.
Sylvanus Gani, Chief Financial Officer Adira Finance mengatakan meski jumlah pembiayaan EV di Adira kecil, namun jika melihat trennya, pertumbuhannya tinggi.
“Tahun 2022 total pendapatan EV kita baru mencapai Rp30 miliar. Kemudian tahun 2023 meningkat menjadi Rp200 miliar. Jadi ini sebuah lompatan,” ujarnya.