Ada empat dugaan penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ibrahim Raisi dan timnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masyarakat Iran dan seluruh dunia menertawakan spekulasi di media tentang penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ibrahim Raisi.
“Kita tidak bisa mengesampingkan kehancuran Zionisme. Investigasi menyeluruh akan mengungkap kebenarannya,” tulis ilmuwan Yahudi Benjamin Rubinstein di X (Twitter), yang memproklamirkan diri sebagai Zionis dan anti-imperialis.
Pihak berwenang Iran menduga pesawat tua menjadi penyebab kecelakaan yang terjadi pada Minggu (19/5/2024).
Termasuk kemungkinan unsur Israel, khususnya badan intelijen Mossad, berada di balik kecelakaan tragis tersebut.
Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, telah memerintahkan penyelidikan penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Jenderal Mohammad Bagheri telah menunjuk Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ali Abdullahi untuk memimpin tim khusus tingkat tinggi untuk menyelidiki secara menyeluruh situasi dan penyebab kekerasan.
Menurut Tehran Times, tim khusus ini bertugas menyelidiki seluruh aspek kecelakaan untuk mengungkap penyebab tragedi tersebut.
Namun diduga ada 4 penyebab jatuhnya helikopter: 1. Israel
“Kami tidak melakukannya,” kata seorang pejabat Israel kepada Reuters yang tidak mau disebutkan namanya, beberapa jam setelah Presiden Iran Ibrahim Raisi dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter.
Jika kita melihat kembali ada pembunuhan di Iran, Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir Iran yang bekerja pada program nuklir negara itu, terbunuh di dekat Teheran pada tahun 2020.
Fakhrizadeh tewas dalam serangan canggih yang melibatkan senjata yang dikendalikan secara lokal. Iran menuduh Israel melakukan serangan itu.
Israel tidak mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya dalam serangan tahun 2020 itu.
Serangan dunia maya di Israel menutup beberapa pompa bensin di Iran pada tahun 2023.
The Economist menilai keterlibatan Israel dalam kecelakaan helikopter tidak bisa dihentikan karena Israel dan Iran sudah bermusuhan sejak lama.
Namun, kantor berita Israel Jerusalem Post menyebut mustahil agen Mossad melakukan kejahatan tersebut.
Mantan penasihat keamanan nasional Israel, Mayor Jenderal Yaakov Amidror, juga mengesampingkan bahwa Israel bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
Katanya, “Itu buang-buang energi (mengatakan itu).”
“Kalau ingin melakukan sesuatu yang berdampak di dalam dan luar negeri, tidak bisa memecat presiden,” ujarnya. 2. Apa yang ada di dalamnya
Dikatakan bahwa kesalahan internal dalam transmisi energi di Iran menjadi penyebab bencana tersebut.
Mojtaba Khamenei, putra Presiden Iran Ali Khamenei, dikabarkan akan menjadi presiden Iran dalam pemilu yang digelar 50 hari lagi.
Raisi atau Mojtaba sudah lama disebut-sebut sebagai dua kandidat utama pengganti Khamenei.
Maka kematian Raisi membuka jalan bagi Mojtaba untuk menggantikan Khamenei.
“Jika Raisi meninggal, tidak masalah siapa yang akan menggantikannya. “Pemimpin Tertinggi berikutnya mungkin adalah putra Ali Khamenei, Mojtaba Khamenei,” tulis Gabriel Noronha, mantan penasihat Iran di Departemen Luar Negeri AS. , dan X (Twitter).
“Di antara para ahli percaya persaingan untuk menggantikan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi bergantung pada Mojtaba dan Raisi.” Jika Raisi meninggal, Mojtaba akan menggantikannya,” tambah Gabriel Noronha. 3. Helikopter Tua.
Helikopter Bell 212 yang digunakan presiden Iran dalam kecelakaan ini.
Menurut The Guardian, Bell 212 adalah versi lama dari helikopter UH-1N “Twin Hue” Vietnam.
Iran memiliki banyak helikopter tetapi sebagian besar dikembalikan ke Iran saat Revolusi Islam pada tahun 1979.
Karena sanksi dan pembatasan keuangan, Iran kesulitan membeli infrastruktur, sehingga pemeliharaannya menjadi tantangan.
Mohammad Javad Zarif, mantan menteri luar negeri Iran, menyalahkan AS atas jatuhnya helikopter Raisi.
Iran masih bergantung pada helikopter Amerika yang dinonaktifkan.
“Salah satu penyebab tragedi kemarin adalah Amerika Serikat, karena sanksinya, telah melarang Iran membeli barang-barang yang diperlukan untuk penerbangan,” kata Zarif kepada televisi pemerintah Iran. 4. Faktor cuaca
Selain itu, cuaca saat itu kurang bagus dan diperkirakan akan terjadi masalah pada penerbangan helikopter.
Menurut CNN, wilayah tersebut sedang mengalami cuaca buruk ketika helikopter yang membawa Presiden Ibrahim Raisi dan delapan orang lainnya jatuh.
Awan menggantung rendah dan suhu lebih dingin dibandingkan rata-rata regional.
Pihak berwenang Iran pun meyakini situasi buruk ini.
“Sebuah helikopter yang membawa presiden Iran jatuh saat cuaca buruk,” lapor Sky News milik pemerintah Iran.
Inspektur penerbangan Kyle Bailey mengatakan pilot yang menerbangkan pesawat kepresidenan terampil dan berpengalaman.
Namun helikopter adalah pesawat dengan mesin yang kompleks.
Masalahnya adalah ketika Anda keluar dan ternyata ketika Anda berada di daerah pegunungan, terjal, dan berhutan, angin bisa muncul di daerah yang tidak Anda duga akan muncul labu, kata Bailey kepada Al Jazeera.
“Tapi itu tidak tergantung ramalan cuaca. Tidak di peta, tidak di radar. Kabut bisa muncul dimana saja dengan cepat dan luput dari pilot.