Laporan reporter Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. Dr. Aryono Hendarto, SpA(K), mengatakan Indonesia saat ini menghadapi tiga permasalahan pangan besar.
Tiga beban malnutrisi yang dikenal adalah: malnutrisi (ketimpangan dan wasting), malnutrisi (kekurangan berat badan dan obesitas), dan kelaparan tersembunyi (kekurangan vitamin dan mineral).
Namun, nyeri tidak mendapat banyak perhatian.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan obesitas pada masa kanak-kanak sebagai masalah kesehatan utama di dunia.
“Menurut data, diperkirakan 124 juta anak mengalami obesitas di dunia. Di Indonesia, Keadaan Gizi Masyarakat Indonesia tahun 2022 menunjukkan peningkatan jumlah obesitas pada anak dalam empat dekade yang tumbuh sebesar 10 persen,” dia berkata. dalam bukunya, Kamis (28/3/2024).
Dokter spesialis anak yang memiliki keahlian khusus di bidang nutrisi dan penyakit metabolik ini menjelaskan, anak dengan nyeri hebat dapat mengalami beberapa kondisi seperti sindrom metabolik yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perlemakan hati, gangguan pernafasan saat tidur dan kanker.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diabetes pada anak Indonesia akan meningkat 70 kali lipat pada tahun 2023, 70 persen diantaranya disebabkan oleh obesitas.
Selain itu, hingga 55 persen anak-anak yang mengalami obesitas akan menjadi obesitas saat remaja, dan 80 persen remaja akan tetap mengalami obesitas hingga dewasa.
Oleh karena itu, mengingatkan kita bahwa obesitas sangat sulit diatasi.
1. Kami memberikan MPASI tepat waktu
“Perlindungan merupakan hal penting yang harus segera dilakukan sejak masa peningkatan ASI (MPASI)”, jelas Prof. Aryon
Pada masa ini, nafsu makan, preferensi makanan, dan metabolisme anak mulai berkembang, yang penting dalam landasan kesehatan masa depan.
MPASI wajib diberikan saat anak mencapai usia enam bulan. Risiko terjadinya obesitas dapat meningkatkan MPASI kembali lebih awal (dibawah 4 bulan).
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas di satu sisi melihat kelimpahan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein, namun di sisi lain kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi.
2. TANAH harus sehat
BUMI harus penuh dengan makanan dan diikuti. MPASI yang banyak mengandung zat besi penting untuk melindungi dan mengatur keseimbangan metabolisme agar anak lebih aktif dan sehat.
3. MPASI harus sesuai dengan usia anak
Penting juga untuk menghindari banyak kesalahan dalam pemberian MPASI yang dapat meningkatkan risiko obesitas.
Pemberian MPASI yang tidak sesuai dengan usia anak, misalnya memberikan makanan untuk orang dewasa sebagai makanan yang biasanya tidak diperuntukkan bagi anak-anak, dapat menyebabkan obesitas, karena kalorinya lebih banyak dari yang dibutuhkan anak.
Untuk menghindari asupan gula dalam jumlah besar, Anda perlu memerhatikan dengan baik.
4. BUMI aman
Bagi orang tua yang memiliki waktu terbatas dan ingin memenuhi kebutuhan nutrisi dan nutrisi anaknya, MPASI bisa menjadi pilihan yang aman untuk anaknya.
“MPASI memiliki pola makan padat gizi yang terukur dan seimbang, antara lain zat besi dan gula yang sesuai dengan kebutuhan setiap usia anak,” ujar Ketua Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM ini.
Oleh karena itu, produk MPASI dilindungi dengan batasan usia yang dianjurkan.
Dilindungi oleh MPASI yang telah lolos uji BPOM, selain bebas bahan pengawet, pewarna dan perasa juga memiliki kadar garam dan gula yang memenuhi peraturan keselamatan anak. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir dalam memberikan MPASI yang aman.