TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era Industri 4.0, teknologi blockchain, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan robotika berperan penting dalam menghubungkan industri secara efektif.
Namun teknologi blockchain masih baru di Indonesia sehingga masih diperlukan edukasi kepada masyarakat. CEO Indodax Oscar Darmawan menekankan pentingnya pemahaman mendalam mengenai teknologi blockchain.
“Blockchain merupakan inisiatif global yang perlu dikaji secara cermat, meski tidak semua orang perlu berinvestasi,” tulis Oskar, Rabu (6/5/2024).
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia bersama pemerintah negara lain seperti Tiongkok sedang mendorong penggunaan mata uang digital.
Proyek Garuda, kata Oscar, bertujuan untuk menciptakan rupee digital tanpa bentuk fisik, menandai langkah penting dalam adopsi mata uang digital.
Namun tantangan tetap ada karena masyarakat meyakini bahwa segala sesuatu yang bernilai harus mempunyai bentuk fisik. Faktanya, kita kini berada di era dimana banyak produk sudah mulai berkonversi ke digital.
Misalnya, Bitcoin, yang saat ini merupakan aset terbesar kedelapan di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, telah menarik minat banyak negara sebagai aset yang aman.
“Bitcoin sering disebut sebagai emas digital karena harganya ditentukan oleh pasokan dan permintaan. Bitcoin dianggap sebagai safe haven di tengah ketidakstabilan ekonomi global,” ujarnya.
Badan Pengatur Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mendukung perubahan regulasi aset cryptocurrency.
Tirta Karma Senjaya, Kepala Badan Pengembangan dan Pengembangan Bappebti, mengatakan langkah ini penting untuk memperkuat pasar keuangan dan memastikan masyarakat memahami risiko dan peluang berinvestasi di mata uang kripto.