Pertama Kali di Dunia, China Gunakan Bantuan Teknologi AI untuk Seleksi PMB

TRIBUNNEWS.COM – Untuk pertama kalinya di dunia, sebuah organisasi pendidikan akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memeriksa penipuan dalam seleksi penerimaan peserta didik baru (PMB).

Hal ini terjadi setelah Kementerian Pendidikan Tiongkok memutuskan untuk menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu mengorganisir PMB, yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai ‘Gaokao’.

Dikutip Tribunnews dari Xinhua, langkah revolusioner ini diambil pemerintah China untuk membantu ajang seleksi PMB di China yang tahun ini diikuti sekitar 13,42 juta pelajar.

Di Tiongkok sendiri, PMB dilaksanakan pada Jumat (7/6/2024) dan dilaksanakan serentak di seluruh universitas Tiongkok.

Pemanfaatan AI sendiri diterapkan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Tiongkok melakukan evaluasi secara besar-besaran karena peserta PMB di Tiongkok mencapai level tertinggi pada tahun ini.

Kementerian Pendidikan Tiongkok juga menyebut jumlah tersebut memecahkan rekor tertinggi sejak jajak pendapat PMB dicetak ulang pada tahun 1977.

Tahun ini, jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 13,42 juta siswa, melampaui rekor tahun sebelumnya sebanyak 12,91 juta siswa.

Tidak hanya nilai, otoritas pendidikan di provinsi selatan Guangdong juga telah menggunakan teknologi AI untuk melacak siswa yang menyontek dalam ujian.

Siswa negeri harus melewati dua pemeriksaan menggunakan detektor dan gerbang kendaraan keamanan yang dilengkapi sistem AI. Masyarakat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional di lokasi pengujian di Beijing, ibu kota Tiongkok, pada 7 Juni 2024. Ujian masuk perguruan tinggi nasional Tiongkok yang dikenal dengan Gaokao dimulai Jumat ini (7/6/2024). (Xinhua/Ren Chao)

Langkah-langkah ini dirancang untuk mendeteksi perangkat elektronik yang mungkin digunakan untuk melakukan aktivitas penipuan.

Otoritas pendidikan Guangdong juga telah memasang sistem kecerdasan buatan untuk memantau lokasi ujian di seluruh provinsi, serta perangkat yang menyaring sinyal radio untuk mencegah kecurangan.

Mereka juga telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kebisingan dari lalu lintas dan lokasi konstruksi untuk menghindari gangguan terhadap siswa selama ujian.

Setidaknya 105 pusat ujian di ibu kota Beijing telah didirikan untuk calon siswa, sementara setidaknya tujuh provinsi telah mengubah prosedur ujian mereka.

Terkait materi tes, calon mahasiswa menulis jawaban dalam tiga kategori mata pelajaran: Bahasa Mandarin, Matematika, dan Bahasa Asing.

Setelahnya, mereka berkesempatan untuk mengisi pertanyaan tambahan berdasarkan pekerjaan atau jenis pekerjaannya.

Bagi mahasiswa yang akan memilih jurusan ilmu sosial dan politik akan mempelajari mata pelajaran filsafat, politik dan sejarah.

Sedangkan peminat ilmu pengetahuan dan teknologi akan bekerja di bidang fisika, geografi, kimia, dan biologi.

Selain itu, Kementerian Pendidikan Tiongkok juga telah mengambil tindakan khusus terhadap sekitar 11.000 siswa berkebutuhan khusus, termasuk menyiapkan lembar ujian Braille.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *