World Central Kitchen Berhenti Beroperasi usai Israel Bombardir Rafah, Palestina Terancam Kelaparan

TRIBUNNEWS.COM – World Central Kitchen (WKC), sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang fokus memberikan bantuan makanan kepada pengungsi Palestina, akan berhenti beroperasi mulai Rabu (8/5/2024).

Pengumuman ini diumumkan WKC setelah roket Israel mulai menembaki kawasan Rafah yang merupakan dapur WKC bagi jutaan pengungsi Palestina.

“Perintah evakuasi di Rafah memaksa beberapa dapur komunitas yang didukung WCK untuk berhenti memasak hari ini,” tulis WCK, seperti dikutip Al Mayadeen.

Sebelum memutuskan untuk berhenti, ia menghentikan aktivitasnya selama beberapa minggu pada awal April.

Penangguhan ini dilakukan pasca serangan udara Israel yang menewaskan 7 karyawan WCK.

Ketujuh karyawan tersebut antara lain Saifeddin Issam Aydan Abutaha, 25, asal Palestina; Lalzawami Frankcom, 43, dari Australia; Damian Soból, 35, dari Polandia.

Dunn Jacob Flickinger, 33, berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Kanada; John Chapman, 57, dari Inggris; James Henderson, 33, dari Inggris; James Kirby, 47, warga Inggris, adalah karyawan yang meninggal. “Tujuh jiwa cantik ini dibunuh oleh IDF dalam sebuah serangan saat mereka kembali dari misi sehari-hari,” kata Erin Gore, direktur jenderal organisasi tersebut

Namun, World Central Kitchen Aid Group akhirnya kembali beroperasi di Gaza, Palestina.

Namun, hanya satu minggu setelah memulai operasinya, WCK terpaksa menutup dapur umum menyusul pelaksanaan perintah evakuasi oleh militer Israel.

UNRWA: Kelaparan di Gaza memburuk

Akibat penutupan operasional dapur UNRWA, nasib pengungsi Palestina di Rafah mulai terancam kelaparan parah.

Situasi ini diperparah dengan ditutupnya dua perlintasan utama di Jalur Gaza.

UNRWA telah memperingatkan bahwa respons kemanusiaan ke Jalur Gaza akan terhenti jika pasokan bahan bakar dan bantuan terus terhambat melalui penyeberangan Rafah ke X.

“Hambatan yang terus berlanjut terhadap bantuan dan akses bahan bakar di penyeberangan #Rafah akan menghentikan respons kemanusiaan yang penting di rute #Gaza,” kata UNRWA.

Menurut UNRWA, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, melaporkan situasi di wilayah Gaza semakin mengkhawatirkan, dengan 2,3 juta penduduknya menghadapi krisis kemanusiaan.

Termasuk anak-anak Gaza yang saat ini menderita stunting dan gizi buruk akut karena persediaan makanan tidak sampai ke kamp pengungsian.

Beberapa pihak meyakini Israel sengaja menghancurkan sistem pangan Gaza sebagai bagian dari kampanye kelaparan yang lebih besar dalam perang melawan Hamas.

Sementara itu, pihak berwenang Israel menyangkal bahwa mereka telah membatasi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza, dan menyalahkan lambatnya aliran bantuan karena ketidakmampuan atau inefisiensi di antara badan-badan PBB.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *