TRIBUNNEWS.COM – Direktur Eksekutif PDIP Perjuangan (PDIP) Hasto Cristianto mengungkapkan, Ketua Umum PDIP Megawati Suekarnoputri sudah mengetahui soal Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia terpilih 2024, terkait pemilihan presiden. Klub.
Seperti diketahui, Presidents Club disebut-sebut merupakan wadah para presiden terdahulu berdiskusi mengenai permasalahan nasional.
Kini Megawati sedang mengkaji gagasan-gagasan Prabowo, kata Hasto.
Bahkan, Hasto membenarkan Megawati sudah membaca urusan President’s Club.
Ya, Ibu Megawati Sukarnaputri selalu memperhatikan dinamika kehidupan politik nasional, kata Hasto saat ditemui di Museum Seni Nasional Jakarta, Senin (13/5/2024).
“Anda juga membaca hal-hal yang berkaitan dengan President’s Club, mendapatkan informasi dari media dan juga dari laporan yang kami kirimkan kepada mereka secara rutin,” ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) RI Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan usulan President’s Club.
Prabowo mengaku ingin membentuk klub kepresidenan untuk mencari masukan bagaimana memimpin negara dari mantan presiden yang masih hidup.
Misalnya saja Presiden ke-5 Megawati, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih RI 2024-2029.
Pak Prabowo sudah berkali-kali menyampaikan bahwa dirinya sangat ingin duduk bersama, bicara panjang lebar dengan mantan presiden ke depan, agar ada klub presiden, kata Dahnil dalam acara Kompas Petang Kompas TV, Senin (29/4). ). /2024).
Selain itu, Prabowo juga ingin mendengar pendapat para Menteri Kabinet Kerja.
Dahnil mengatakan, Prabowo bertekad meneruskan tidak hanya pemerintahan Jokowi, tapi juga pemerintahan SBY dan Megawati. Politisi PDIP menyebut pidato klub calon presiden yang diusung Prabowo hanyalah aksi politik belaka
Di sisi lain, politikus PDIP Jjaroth Saiful Hidayat menyebut ada dua kemungkinan terkait pembentukan President’s Club.
Pertama, mereka menduga Prabowo kurang percaya diri dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden.
“Usulan ini ada dua kemungkinannya. Pertama, usulan ini menunjukkan indikasi bahwa Pak Prabowo kurang (percaya diri) menjalankan tugasnya,” kata Jarot kepada wartawan saat dimintai komentar, Minggu (6/5/2024).
Menurut Jarrott, usulan tersebut harus dibuat untuk mempertemukan para kepala negara yang memiliki misi yang sama untuk membawa perdamaian ke dunia.
Ia mengatakan, akan lebih baik jika President’s Club dibentuk di antara para kepala negara yang memiliki tujuan bersama yang kuat untuk membangun perdamaian dunia.
Kemungkinan lainnya, Jarot menilai tawaran tersebut merupakan taktik politik Prabowo.
Retorika tersebut diduga bertujuan untuk memberikan kesan bahwa Menteri Pertahanan Indonesia adalah seorang politisi.
Kedua, usulan ini bisa jadi hanya gertakan atau taktik politik untuk menunjukkan Pak Prabowo sebagai politisi sejati, kata Dahnil.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rizki Sandi/Fersianus Waku)