TRIBUNNEWS.COM – Pejabat Gedung Putih membantah laporan bahwa milisi Houthi Yaman menyerang sebuah pesawat di atas Laut Merah.
Para pejabat juga mengatakan kepada Reuters bahwa Washington tidak mengetahui serangan di Laut Merah.
Middle East Eye melaporkan bahwa Houthi menembak jatuh sebuah pesawat AS di atas Laut Merah sebagai tanggapan atas serangan AS dan Inggris terhadap negara mereka.
Mitra Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa angkatan bersenjata dan angkatan laut Yaman melakukan operasi militer gabungan yang menargetkan kapal induk AS Eisenhower di Laut Merah.
Pada Jumat (31/5/2024), juru bicara militer Houthi Yahya Sari mengatakan, “Operasi dilakukan dengan sayap dan rudal balistik, dan serangannya tepat dan langsung, Alhamdulillah.”
Sebelumnya, Sari melaporkan 16 orang tewas dalam penyerangan di Kota Hodeidah.
Kelompok Houthi mengatakan serangan terhadap kapal di perairan yang menghubungkan Israel, Inggris, dan Amerika Serikat merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Kelompok Houthi telah menargetkan sasaran-sasaran yang berhubungan dengan Israel sejak pecahnya perang Gaza pada bulan November.
Dalam salah satu operasi pertamanya, Houthi menyita Galaxy Commander, sebuah kapal dagang berbendera Bahama milik pengusaha Israel Rami Ungarin.
Kelompok Houthi telah memperluas serangan mereka dari kapal yang menuju Israel ke kapal komersial dan militer yang menuju AS dan Inggris.
Menurut Sari, penyerangan terjadi di stasiun Salif, stasiun radio di kawasan al-Hawq, kamp Ghalifa dan dua rumah.
AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap kelompok tersebut, yang secara resmi disebut Ansar Allah, dalam beberapa bulan terakhir sebagai pembalasan atas tindakan yang mengganggu pergerakan di Laut Merah.
Pasukan Amerika dan Inggris menghancurkan 13 sasaran semalam di Yaman yang dikuasai Houthi, kata Komando Pusat AS.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan operasi gabungan tersebut menargetkan tiga lokasi di Hodeida tempat penyimpanan drone dan rudal permukaan-ke-permukaan.
“Seperti biasa, rencana penyerangan dilaksanakan dengan sangat hati-hati untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil atau infrastruktur non-militer,” kata kementerian tersebut.
“Menjalankan serangan dalam kegelapan juga harus meminimalkan risiko ini.”
Ekspor peti kemas melalui Laut Merah turun sekitar sepertiga pada minggu pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena perusahaan pelayaran menghindari Terusan Suez, menurut Dana Moneter Internasional.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)