TRIBUNNEWS.COM – Kemajuan teknologi medis saat ini memungkinkan untuk menghancurkan batu empedu tanpa menggunakan operasi.
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantong empedu dan saluran empedu.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri hebat, infeksi, mata kuning, dan masalah serius lainnya jika tidak ditangani dengan baik.
Teknologi penghancuran batu empedu tanpa operasi invasif menggunakan teknologi laser dan electrohydraulic lithotripsy (EHL).
Ketua Panitia 2 Lokakarya Maestro Dr. Anung Noto Nugroho, Sp.B-KBD, pada Workshop Maestro ke-2 yang diselenggarakan oleh RSUD Dr. Moewardi 2-4 Juni 2024.
“Perawatan laser pada batu saluran empedu mengandalkan energi cahaya terfokus untuk menghancurkan batu tersebut, sementara EHL menggunakan gelombang kejut elektro-hidraulik untuk memecahnya menjadi partikel yang lebih kecil,” jelas Dr. Anung di Tribunnews. 2. Workshop Maestro yang diselenggarakan oleh RSUD Dr. Moewardi 2-4 Juni 2024 membahas tentang teknik menghancurkan batu empedu tanpa operasi. (Berita Tribun/IST)
Menurut Dr. Anung, teknologi laser merupakan solusi revolusioner dengan banyak keunggulan.
“Dengan teknologi laser, pengobatan kandung empedu tidak ada sayatan, batunya cepat hancur dan pemulihannya cepat,” jelasnya.
Dr. Anung menjelaskan, prosedur laser dilakukan dengan menggunakan kamera endoskopi yang memungkinkan dokter melihat batu secara langsung dan mengarahkan sinar laser ke arah yang tepat.
Prosedur ini melibatkan penggunaan sinar laser/EHL untuk memecah batu empedu menjadi potongan-potongan kecil yang secara alami dapat melewati usus kecil.
“Teknologi laser memungkinkan kami menangani batu empedu dengan cara yang aman dan non-invasif,” tambahnya.
“Hal ini memungkinkan kami menghindari operasi besar dan risiko yang menyertainya.”
Dr. Anung menjelaskan, prosedur laser pengobatan batu empedu dilakukan di RSUD Dr. Moewardi karena saat ini Unit Endoskopi Minimal Invasi menyediakan peralatan endoskopi yang canggih seperti endoskopi USG (EUS), teleskop, laser dan EHL.
Berbekal keberhasilan penatalaksanaan kasus gastroenterologi pankreatikobilier oleh Dr. Moewardi dan dengan dukungan dokter yang berkualitas dan peralatan medis yang lengkap, RSUD Dr. Moewardi menyelenggarakan Workshop Maestro ke-2 (Magister Endoskopi Gastrobilier Tingkat Lanjut).
Workshop ini dihadiri oleh dokter spesialis gastroenterologi, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis penyakit dalam gastroenterohepatologi, dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah praktik dan perawat endoskopi.
Peserta workshop berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Manado.
Workshop dilaksanakan di 2 lokasi berbeda yaitu Auditorium Perawat Endoskopi Hotel Sahid Jaya Surakarta dan Auditorium Perawat Endoskopi Dr. Moewardi dari bengkel dokter.
Direktur RSUD Dr. Moewardi, Dr. Dr. Cahyono Hadi, Sp.OG mengatakan untuk mendalami teknologi endoskopi terkini, 2nd Maestro Workshop mengundang pakar internasional dari Rajavithi Hospital, Bangkok, Thailand yaitu Prof. Thawee Ratanachu Ek dan Dr. Kannikar Laohavichitra.
Selain itu, workshop ini juga mempertemukan para ahli di bidang manajemen obesitas yaitu Dr. Hasan M., Sp.PD-KGEH, FINASIM dari RSUD Dr. Cipto Mangunkusumo dan Dr. Dr. Peter Ian Limas, Sp.B, Subsp.B.D.(K) dari RS Pondok Indah yang membahas secara mendalam pengobatan obesitas dengan teknik balon dan gastroplasti lengan endoskopi.
Beberapa dokter RSUD Dr. Moewardi sebagai Dr. Dr. Triyanti Yuli Pramana, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, dr. Anung Noto Nugroho, Sp.B.Subsp.BD(K), dr. Didik Prasetyo, Sp.PD, K-GEH, FINASIM, dr. Aritantri Darmayani, Sp.PD, KGEH, M.Si, FINASIM, Dr.dr. Ida Bagus Budhi S.A, Sp.B-KBD., M.Kes., dan dr. Suryo Wahyu Raharjo, Sp.B.Subsp.BD(K)
“Acara ini memberikan pelatihan praktik endoskopi retrograde cholangio-pancreatography (ERCP) dengan menggunakan teknologi Spyglass dan EUS,” jelasnya.
Ia menambahkan, workshop ini mengutamakan penggunaan kecerdasan buatan (AI) pada endoskopi usus yang dapat meningkatkan kualitas endoskopi dengan mengurangi human error serta memberikan akurasi dan konsistensi yang tinggi.
“Hal ini sejalan dengan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas keterampilan kesehatan dan sumber daya manusia bagi tenaga medis di Indonesia,” kata Direktur.
Ia berharap workshop ini dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan dokter dan perawat dalam bidang Endoskopi Lanjutan, EUS dan ERCP.
“Kami berharap lokakarya ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia,” tutupnya.