TRIBUNNEWS.COM – Penjualan mobil dalam negeri di Indonesia stagnan di angka 1 juta unit per tahun selama satu dekade. Penjualan mobil tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 1,22 juta unit per tahun.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan pada tahun 2013, meski 10 tahun peluncuran LCGC, pasarnya tetap di angka 1 juta. Analisa Gakindo, penjualan pernah mencapai 1,2 juta dengan pertumbuhan ekonomi 6 persen. Setelah itu, penjualan mengalami stagnasi.
“Ada kajian LPEM UI bahwa pendapatan masyarakat meningkat maka penjualan mobil juga meningkat. Lalu, anak muda saat ini juga fokus membeli rumah. Bukan seperti membeli kucing di dalam tas dan sebagainya,” kata Kukuh. Saat jumpa pers di Park Hyatt Hotel, Beijing, Kamis (13/6/2024).
Kukuh mengatakan, pasar mobil dalam negeri sebenarnya tumbuh 2,4 persen, namun digabung dengan ekspor dan mobil bekas. Penjualan mobil baru berjumlah sekitar 1,1 juta, sisanya adalah mobil bekas, sehingga total penjualan mobil mencapai lebih dari 2 juta.
Menurut Kukuh, kesuksesan penjualan mobil lokal bisa dicapai dengan beberapa syarat. Salah satunya, kata Kukuh, pertumbuhan ekonomi kita berada di level 6 persen. Selain itu, efisiensi industri itu sendiri perlu diperhatikan.
“Industri pendukungnya perlu kita kembangkan. Bahan bakunya masih banyak yang impor. Selama ini fokusnya di industri otomotif. Tapi industri pendukung komponen juga harus diperhatikan,” ujarnya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil nasional pada tahun lalu sebanyak 1.005.802 unit grosir. Nilai nominalnya turun sekitar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.048.040 unit.
Tahun ini Gaikindo mengubah targetnya menjadi hanya 950.000.