Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Kapal penjaga pantai Tiongkok kembali beraksi dengan melancarkan serangan meriam air terhadap dua kapal Filipina yang berpatroli di kawasan Scarborough Shoal, sebelah barat Filipina, di perbatasan Laut Cina Selatan (SCS). Selasa (30.04.2024).
“Kapal-kapal Filipina menghadapi manuver dan rintangan berbahaya dari empat kapal penjaga pantai Tiongkok dan enam kapal milisi maritim Tiongkok,” kata Komodor Jay Tarriela, juru bicara Penjaga Pantai Filipina.
Serangan itu terjadi ketika kapal Penjaga Pantai Filipina sedang melakukan patroli resmi di kawasan Scarborough Shoal. Namun tiba-tiba dua kapal Tiongkok berukuran lebih besar menghampiri mereka dan melancarkan serangan meriam air dari dua sisi.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun akibat penyerangan terhadap kapal Tiongkok tersebut, kapal milik Penjaga Pantai Filipina mengalami kerusakan pada pagar pembatas dan kanopinya, mengutip Nikkei Asia.
Menanggapi pernyataan Filipina, Penjaga Pantai Tiongkok mengungkapkan serangan meriam tersebut sengaja ditembakkan ke kapal Filipina yang diduga penyusup karena memasuki wilayah perairan Tiongkok tanpa izin. Sejarah konflik Sino-Filipina
Konflik memanas ini sudah diketahui sejak dua dekade terakhir, padahal sumber ketegangan antara Tiongkok dan Filipina tidak lain adalah sengketa Laut Cina Selatan (SCS).
Pemerintah Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh wilayah LCS berdasarkan catatan sejarah Dinasti Xia. Namun, banyak pengamat menilai penarikan garis tersebut melintasi zona ekonomi eksklusif (ZEE) beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina.
Hingga akhirnya pada Januari 2013, pemerintah Filipina mengajukan perkara arbitrase terhadap Tiongkok berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Sejak itu, hubungan bilateral Sino-Filipina semakin meningkat, tidak hanya dengan protes, tetapi juga dengan angkatan laut Filipina yang sering terlibat konfrontasi dengan kapal-kapal Tiongkok, pada titik perang di kawasan Asia.
Dengan setengah menggertak Tiongkok, Filipina berupaya meningkatkan hubungan pertahanannya dengan AS. Bahkan pada tahun 2023, pemerintah Manila memberikan akses kepada Washington untuk membangun fasilitas pertahanan yang memungkinkan pasukan Amerika dan Filipina melakukan latihan militer bersama.