TRIBUNNEWS.
“Padahal biaya transportasi hanya menyumbang sebagian kecil dari biaya logistik. Pengaruhnya tidak besar. Bisa dikatakan dampak biaya transportasi dalam negeri hanya menyumbang 1/4 dari biaya logistik,” BHS, Senin (2/ 6/2024).
Ia menjelaskan, faktor utama yang berpengaruh besar terhadap harga produk adalah persediaan.
Oleh karena itu, stok ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap harga suatu barang. Menurut teori supply and demand, jika permintaan lebih besar dari supply maka harga akan naik. Oleh karena itu, jika stok barang berkurang maka harga akan turun. pasti meningkat,” ujarnya.
Faktor lain yang mempengaruhi biaya logistik adalah pergudangan, pengemasan, pemenuhan pesanan dan layanan pelanggan.
“Gudang dan lainnya merupakan bagian besar dari biaya logistik,” tambahnya.
Pos selanjutnya adalah pajak, baik pajak produk maupun pajak kendaraan, ditambah biaya premi asuransi.
“Oleh karena itu, agar harga produk tetap terjangkau, seluruh pihak yang terlibat harus memastikan keseimbangan stok produk. Artinya distribusi logistik harus dilakukan secara berkala. Oleh karena itu, jika angkutan logistik dilarang pada hari libur, dampaknya akan menaikkan harga produk yang dibutuhkan perusahaan, kata BHS.
Tak lupa apakah produk yang didistribusikan merupakan bahan-bahan yang memiliki tingkat konsumsi yang cepat.
“Seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan, dan daging, cepat saji dan menyehatkan. Jika tidak dilakukan penyimpanan yang baik pada saat proses pengiriman, seperti pada truk berpendingin/freezer, serta cold storage, maka produk akan cepat rusak. produk” Kalau rusak maka harga naik. Misalnya harga 100 item Rp 100.000 dan harga satuan seribu, kalau rusak 50 persen harga satuannya Rp 2.000, “jelasnya.
Jika suatu produk rusak maka ketersediaannya juga akan rusak, yang juga berdampak pada kenaikan harga produk tersebut.
“Oleh karena itu, pemerintah juga harus mendukung penyediaan infrastruktur cold storage di pasar dan freezer bagi para pedagang untuk mengawetkan produk yang umur simpannya pendek,” tegasnya.
Ia mencontohkan, biaya transportasi khususnya angkutan laut relatif murah, namun jika dibandingkan dengan transportasi darat mahal, apalagi jika tidak memperhitungkan ketersediaan maka harga suatu produk atau barang dagangan akan tetap tinggi.
. Rp 3 juta, “Artinya lebih dari Rp 40.000 per kilometer di Jakarta, terutama di wilayah seperti Kalimantan,” tambah BHS.
Ia melanjutkan, merupakan tugas pemerintah untuk memastikan infrastruktur jalan tersedia sehingga memungkinkan transportasi darat yang lebih murah. Sebab, tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan jalur laut untuk menekan biaya transportasi.
“Baik itu menambah jalur jalan atau menambah infrastruktur kereta api, kereta logistik. Karena kereta logistik jauh lebih efisien dibandingkan truk barang dari segi jumlah barang yang diangkut dan waktu pengangkutan,” ujarnya.
Pada akhirnya, ia berharap semua pihak yang terlibat dapat lebih memahami hubungan antara logistik dan harga produk.
“Kita tidak bisa hanya menyalahkan sektor transportasi, apalagi transportasi laut yang menempati porsi yang cukup besar. Karena biaya logistik paling besar ada di sektor komersial. Regulasi dan infrastruktur perlu diperbaiki,” tutup Gerindra. politikus.