Niat Puasa Syawal dan Manfaatnya, Bisa Dibaca Siang Hari Asal Belum Makan atau Minum

TRIBUNNEWS.COM – Simaklah bacaan ide puasa Syawal beserta indikasi dan manfaatnya.

Syawal merupakan bulan kemenangan umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Bulan Syawal mempunyai keistimewaan untuk menambah doa di bulan Ramadhan agar keberkahannya terus mengalir bagi seluruh umat Islam.

Disunnahkan bagi umat Islam untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Puasa Syawal bisa dilakukan berturut-turut atau bergantian, yang terpenting tetap pada bulan Syawal. Keinginan untuk berpuasa Syawal

Untuk bulan Syawal dianjurkan membaca bacaan puasa berikut ini:

Dia:

“Saya akan menjalankan puasa Sunnah Syawal besok karena Allah.”

Rencana puasa Syawal bisa dibaca di siang hari jika tidak makan atau minum.

Tujuan puasa Syawal adalah membaca pada siang hari: نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سَُِِ سُنَ هِ تَعَا itu €.

Dia:

“Hari ini saya akan menjalankan puasa Sunnah Syawal karena Allah. Ketentuan Puasa Syawal

Dikutip dari Gramedia.com, puasa Syawal itu penting secara berurutan.

Namun jika tidak memungkinkan untuk dilakukan secara berturut-turut, maka Anda dapat berpuasa Syawal secara terpisah.

Syekh Ibnu Utsaimin berkata, “Puasa Syawal berturut-turut lebih utama karena umumnya lebih mudah. ​​Ini juga merupakan tanda bersaing dengan apa yang diwajibkan.”

Jika berhutang puasa Ramadhan, dianjurkan mengqadha terlebih dahulu (puasa qadha).

Hal ini berdasarkan tafsir Ibnu Hambali dalam Lathoiful Maarif.

Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Barang siapa yang wajib puasa kodho di bulan Ramadhan maka wajib puasa kodho di bulan Syawal. Hal ini akan semakin membatalkan kewajiban umat Islam. Padahal, puasa kodho lebih utama dari puasa enam hari di bulan Syawal.” Lathoyful Maarif, 391- hal halaman).Manfaat Puasa Syawal

Berikut beberapa manfaat puasa Syawal menurut sumsel.kemenag.go.id.

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan merupakan tambahan dari puasa setahun penuh dan pahalanya sempurna.

2. Puasa Syawal dan Sya’ban mirip dengan shalat Sunnah kaum Karib dan memberikan obat bagi kekurangannya.

Pada hari kiamat akan dilakukan amalan fardhu dengan amalan sunnah.

3. Puasa setelah Ramadhan menandakan seseorang telah menerima puasa Ramadhan.

Jika Allah menerima amal hamba-Nya, maka Dia pasti akan membantunya meningkatkan amal baiknya.

Beberapa orang bijak mengatakan, “Pahala suatu perbuatan baik akan diikuti dengan perbuatan baik.”

Jadi, ketika seseorang melakukan suatu perbuatan baik lalu dilanjutkan dengan perbuatan baik yang lain, itu tandanya telah terpenuhi perbuatan baik yang pertama.

Demikian pula, jika seseorang melakukan perbuatan baik dan kemudian melakukan perbuatan jahat, itu adalah tanda penolakan terhadap perbuatan aslinya.

4. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan menerima pahalanya pada hari Idul Fitri, hari pembagian bingkisan.

Jika Anda memiliki kebiasaan berpuasa setelah Idul Fitri, hal itu merupakan wujud rasa syukur atas nikmat-Nya.

Tidak ada keberkahan yang lebih besar daripada pengampunan dosa kita, karena di dalamnya terkandung sebagian ucapan syukur atas pertolongan dan rahmat hamba.

Namun jika kita menggantinya dengan maksiat, maka kita termasuk orang yang menyikapi kesenangan itu dengan kekafiran.

Jika berniat berzina saat berpuasa, maka puasanya tidak sah.

Ibarat seseorang yang membangun sebuah gedung besar lalu merobohkannya kembali.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu seperti seorang wanita yang melepaskan benangnya yang dipintal rapat lalu menjadi lengah lagi, dan kamu menjadikan sumpah-sumpah (akad) sebagai alat penipuan, karena kelompok yang satu lebih banyak dari pada kelompok yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan ini Sesungguhnya pada hari kiamat kamu akan menjelaskan apa yang didalilkan orang lain.” (An-Nahl : 92).

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *