TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengancam akan menghancurkan Israel jika Israel mencoba menyerang Iran lagi.
Hal itu disampaikannya saat kunjungan tiga hari ke Pakistan pada 22-24 April 2024.
“Jika pemerintah Zionis kembali melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah pemerintah tersebut akan bertahan,” kata Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dalam pernyataannya kepada surat kabar Iran. organisasi IRNA; Selasa (23/4/2024).
Presiden Iran baru-baru ini berbicara di sebuah acara di Punjab kemarin tentang ketegangan baru-baru ini antara Iran dan Israel.
Ebrahim Raisi bersumpah untuk terus mendukung perlawanan Palestina dengan hormat.
“Republik Islam Iran akan terus memberikan dukungan kuat terhadap perlawanan Palestina,” katanya.
Ia juga mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara Barat karena melanggar hak asasi manusia.
Ia juga mengatakan bahwa AS dan negara-negara Eropa mendukung pembunuhan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Konflik Iran dan Israel
Israel belum secara resmi mengakui serangan udara Senin (1/4/2024) terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), bersama dengan kepala Pasukan elit Quds Iran. Angkatan, Brigjen Mohammad Reza Zahedi.
Iran membalas serangan Israel dengan menembakkan 300 rudal dan drone ke pangkalan militer Israel pada Sabtu (13/4/2024), yang sebagian besar dicegat dan ditembakkan oleh pasukan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.
Seminggu kemudian, pada Jumat (19/4/2024), terjadi serangan drone di kota Isfahan, Iran, yang membuat Israel bereaksi.
Israel tidak mengakui bahwa ledakan tersebut merupakan pembalasan terhadap Iran dan melarang para pejabat untuk mengomentari ledakan yang terjadi di kantor-kantor mereka di seluruh dunia.
Iran mengatakan ledakan pesawat tak berawak itu adalah permainan anak-anak dan tidak mencari pembalasan karena tidak menganggap ledakan itu sebagai serangan asing.
“Kami diserang oleh drone quadcopter kecil. Mereka seperti boneka yang mudah ditembak,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, Senin (22/4/2024).
Sebelumnya, The New York Times memberitakan bahwa Amerika Serikat, yang merupakan sekutu dekat Israel, telah memaksa pemerintah Israel untuk membalas apa yang dilakukan Iran sebagai pembalasan.
Para pejabat AS dan Israel yang berbicara di sebuah surat kabar yang tidak disebutkan namanya mengatakan Israel telah menyerang Iran dengan beberapa drone dan rudal.
Namun, Iran hanya mengklaim diserang oleh drone quadcopter kecil. Perjanjian Israel-Iran
Hubungan antara Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Rezim baru mereduksi kekuasaan Shah (raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu Israel.
Pasca revolusi di Iran, Israel menuduh Iran melakukan kebijakan anti-Israel, dana anti perang seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, Irak, Lebanon dan Suriah melawan Israel, yang. itu menolak. Iran
Konflik antara Iran dan Israel belakangan ini meningkat menjadi perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu, Israel terus melanjutkan kekerasannya di Jalur Gaza pasca operasi Air Terjun Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Palestina meningkat menjadi 34.151 orang dengan 77.084 orang luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/4/2024), dengan 1.147 orang meninggal di wilayah Israel, menurut Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isu lain yang menjadi perhatian kita adalah Konflik Palestina-Israel