TRIBUNNEWS.COM, NIAMEY – Ratusan warga Nigeria memprotes kehadiran pasukan AS di negaranya pada Minggu, 21 April 2024. Mereka memprotes penggunaan negara itu sebagai pangkalan drone AS.
Amerika Serikat pada Jumat lalu sepakat untuk menarik lebih dari 1.000 tentara dari Nigeria, yang telah membangun fasilitas drone senilai $100 juta.
Latihan tersebut berlangsung di kota gurun utara Agadez, yang merupakan lokasi pangkalan Angkatan Udara AS. Tindakan melawan militer AS telah diminta oleh 24 organisasi masyarakat sipil yang mendukung rezim tersebut sejak tahun lalu.
“Ini Agades, bukan Washington. Tentara Amerika kembali ke rumah,” demikian bunyi spanduk besar yang dipegang para pengunjuk rasa.
“Pesan kami jelas: tentara AS, kemasi tas Anda dan pulang,” kata Issouf Emoud, yang memimpin M62 ke kota, kepada AFP.
Ia pun mengambil langkah menuntut kepergian tentara Prancis yang mengundurkan diri tahun lalu.
Nigeria telah menjadi mitra khusus Amerika Serikat dan Perancis dalam perang melawan penjajah di Afrika Barat.
Bulan lalu, militer Nigeria mengumumkan bahwa mereka telah melanggar perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat, dengan mengatakan bahwa perjanjian tersebut telah dilaksanakan dan kehadiran tentara Amerika adalah ilegal.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell setuju untuk mengganti pasukan dalam pertemuan di Washington dengan Perdana Menteri Niamey Ali Mahaman Lamine Zeine, kata para pejabat AS kepada AFP tanpa syarat yang disebutkan.
Menurut pemimpin masyarakat Amobi Arandishu, pengerahan militer AS di Nigeria “tidak baik untuk keamanan kami”.
“Kelompok bersenjata masih takut dengan gurun pasir,” katanya kepada AFP. “Rusia, Amerika, Jerman, Prancis, mereka semua datang ke sini demi kebaikan mereka sendiri.”
Setelah Presiden terpilih Mohamed Bazoum digulingkan pada bulan Juli, militer mengusir pasukan dari bekas jajahan Prancis tersebut sebelum tahun 2023.
Pelatih militer Rusia tiba di Niger bulan ini dengan membawa pertahanan udara dan peralatan lainnya setelah pembicaraan antara pimpinan militer Jenderal Abdorahamane Tiani dan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata media pemerintah.
Penarikan Amerika Serikat merupakan keberhasilan regional baru bagi Rusia, yang telah meningkatkan fokusnya di Afrika dengan mendukung rezim militer di negara tetangga Mali dan Burkina Faso.
Nigeria sedang menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok teroris Boko Haram dan musuhnya ISIS di wilayah Afrika Barat di tenggara Diffa dekat Nigeria.