TRIBUNNEVS.COM – Berikut rangkuman materi PPKn Kurikulum Mandiri Kelas 7 SMP Semester 2 Bab 6.
Pada Bab 6 Buku PKn SMP/MTs Kelas 7, siswa diajak belajar tentang ‘Bekerja sama dan berkolaborasi’.
Padahal, materi di dalam buku itu banyak.
Demikian Tribunnevs.com menyajikan rangkuman atau rangkuman materi.
Dengan cara ini, siswa dapat lebih mudah menyerap materi dari Bab 6.
Berikut rangkuman materi pada Bab 6 “Bekerja sama dan gotong royong”. A. Pengertian kerjasama dan gotong royong
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerjasama adalah “suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh banyak orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Arti angkanya lebih dari dua, tapi tidak banyak.
Oleh karena itu, kegiatan bersama yang dilakukan oleh lebih dari dua orang dapat disebut kerjasama.
Kerja sama tidak hanya dilakukan oleh masyarakat saja, namun juga dapat dilakukan oleh lembaga dan organisasi.
Seperti kerjasama antar universitas atau kerjasama antar pemerintah.
Yang dimaksud dengan gotong royong adalah “bekerja sama”.
Bekerja sama tentu melibatkan lebih dari dua orang.
Bedanya, gotong royong tidak hanya melibatkan partisipasi segelintir orang, namun juga partisipasi banyak orang.
1. Pengertian kerjasama
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Manusia selalu hidup berkelompok dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhannya.
Kerja sama juga dilakukan untuk tujuan yang sama.
2. Budaya gotong royong
Gotong royong merupakan kegiatan bersama masyarakat sekitar.
Secara umum kegiatan ini merupakan kerja kasar berupa gotong royong dalam membangun rumah, bertani di sawah, dan membangun pekerjaan umum.
Bentuk kerja sama yang paling umum dilakukan adalah gotong royong antar tetangga untuk membersihkan lingkungan atau membuat sarana dan prasarana umum, seperti jalan pemukiman atau taman bersama.
Semuanya dilakukan secara sukarela, tidak ada yang membayar. B. Nilai penting kerja sama dan gotong royong
Sebagaimana telah disebutkan, kerjasama adalah kegiatan banyak orang untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan gotong royong bekerja sama dengan banyak orang di masyarakat.
Ada beberapa nilai penting kerjasama dan gotong royong.
Diantaranya adalah saling memahami, saling menghormati, saling membantu, saling mengatasi kekurangan, dan mempererat solidaritas satu sama lain. C. Gotong Royong dan Dana Kerjasama
Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Devantara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan empat “latihan” yang perlu dilakukan dalam hidup, yaitu latihan hati, latihan pikiran, dan latihan perasaan dan niat.
Keempatnya diperlukan untuk membangun kerja sama yang baik dan gotong royong.
1. Latih hatimu (tanda biru)
Pelatihan pikiran adalah kepribadian yang mencintai kedamaian dan hidup harmonis.
Ia suka membantu teman-temannya, bersikap positif dan bersyukur adalah ciri-ciri karakter ini.
Karakter ini dikaitkan dengan bidang spiritual.
Menurut konsep kepribadian total, pelatihan jantung dapat disebut dengan kepribadian biru.
2. Proses berpikir (tanda hijau)
Berpikir adalah orang yang memiliki perhatian, perhatian dan kepribadian yang teliti.
Yaitu karakter yang berupaya mencapai kesempurnaan berdasarkan kebenaran agama, ilmu pengetahuan dan norma dengan menggunakan pemikiran yang cerdas.
Ambisi dan perencanaan juga merupakan ciri dari karakter ini.
Menurut konsep kepribadian total, berpikir dapat disebut dengan kepribadian hijau.
3. Olahraga (karakter kuning)
Olahraga tidak hanya tentang latihan fisik tetapi juga tentang kualitas ketekunan dan disiplin yang sering dimiliki oleh para atlet.
Inilah karakter orang yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat. Kerja keras dan fokus pada tujuan juga menjadi ciri khas karakter ini.
Menurut konsep karakter secara keseluruhan, olahraga dapat disebut karakter kuning.
4. Kembangkan Kemauan dan Kemauan (Karakter Merah)
Emosi dan niat adalah kepribadian yang komunikatif, kreatif, antusias atau antusias.
Komunikasi yang baik, kemampuan bersosialisasi dan kerjasama tim juga merupakan ciri-ciri kepribadian ini.
Menurut konsep kepribadian secara keseluruhan, pelaksanaan minat dan niat dapat disebut kepribadian merah. D. Sebuah revolusi spiritual
Istilah revolusi spiritual pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Sukarno, tepatnya pada pidato kenegaraannya pada tanggal 17 Agustus 1956.
Masyarakat dunia mengenal istilah revolusi material dan revolusi sosial untuk memperoleh atau mengubah kekuasaan.
1. Konsep revolusi spiritual
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi berarti “perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang”.
Sedangkan ruh adalah “berkaitan dengan pikiran atau kepribadian manusia”. Dengan demikian, revolusi mental berarti perubahan mendasar pada pikiran atau karakter manusia yang disebabkan oleh perubahan radikal dalam cara berpikir.
Sekitar 70 tahun setelah Indonesia merdeka, Presiden Joko Widodo menghidupkan kembali gerakan revolusioner spiritual ini.
Gerakan ini dijelaskan oleh terbentuknya ketiga unsur atau unsurnya.
Ketiga unsur tersebut, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong, saling berhubungan.
2. Integritas dan etos kerja
Integritas adalah elemen pertama dari gerakan Revolusi Spiritual. Integritas memiliki banyak arti yang saling berkaitan.
Salah satunya adalah kejujuran. Oleh karena itu, manusia yang berintegritas adalah manusia jujur, tidak berdusta dan tidak korup.
Selain itu, integritas berarti konsistensi.
Etos kerja adalah elemen lain dari gerakan Revolusi Spiritual. Etos kerja berarti “etos kerja”.
Orang dengan etika profesi yang tinggi adalah orang yang memiliki semangat kerja yang besar.
Disiplin, gigih dan pantang menyerah. Pada masa revolusi spiritual, etos kerja yang tinggi dilandasi oleh integritas yang kuat.
3. Gotong royong dalam revolusi spiritual
Semangat gotong royong inilah yang menjadi salah satu ciri utama bangsa Indonesia.
Ciri utama tersebut adalah perbedaan kekuatan bangsa Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa lain ketika menghadapi kesulitan.
Kecenderungan saling membantu dan mendukung antar warga seringkali lebih terlihat pada masa-masa sulit, seperti masa-masa sulit sebelum pandemi Covid-19 atau masa bencana alam. E. Mereka mencapai kerjasama dan gotong royong
Tanpa gotong royong dan kolaborasi maka keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat bahkan bangsa tidak bisa menjadi keluarga, lingkungan belajar, komunitas dan bangsa, negara yang baik.
Hal ini membuat cita-cita kemerdekaan dan membangun masyarakat adil dan makmur tidak tercapai.
Oleh karena itu, kerjasama dan gotong royong perlu diwujudkan dengan cara yang praktis.
1. Dalam lingkungan keluarga
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memahami semua anggota keluarga.
Mulailah dengan memahami karakter dasar setiap anggota keluarga, seperti tanda biru, hijau, kuning, dan merah.
Memperkenalkan karakter-karakter tersebut membantu untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga dapat saling membantu.
Langkah selanjutnya adalah memahami peran dan tanggung jawab masing-masing yang disepakati kedua belah pihak.
Misalnya, tugas belajar siswa mencakup belajar bagaimana memenuhi kebutuhannya sendiri di rumah.
Langkah selanjutnya adalah membantu anggota keluarga lainnya menyelesaikan tugas-tugas di sekitar rumah.
Semakin banyak Anda dapat membantu, semakin baik dengan berusaha menjaga kemandirian dalam mengerjakan tugas Anda sendiri.
2. Di lingkungan sekolah
Dengan memahami kepribadian dasar orang lain, maka gotong royong antar warga sekolah baik guru, tenaga pengajar, maupun siswa juga menjadi lebih mudah.
Sepertinya Anda mengerti cara belajar.
Orang yang berkarakter biru suka belajar dengan bantuan gambar, orang yang berkarakter hijau suka mendapat penjelasan, orang yang berkarakter kuning suka belajar dengan demonstrasi, dan orang yang berkarakter merah suka belajar secara interaktif.
3. Dalam lingkungan masyarakat
Partisipasi rutin dalam kegiatan masyarakat merupakan bentuk kerjasama dan gotong royong dalam masyarakat.
Partisipasi tersebut hendaknya dilakukan dalam kegiatan bersama dalam pembangunan fasilitas ekologi, kegiatan sosial, upacara adat, kegiatan keagamaan, dan kegiatan yang berkaitan dengan hari raya.
4. Dalam berbangsa dan bernegara
Salah satu penerapan gotong royong dan kerja sama bangsa dan negara adalah keikutsertaan dalam peristiwa demokrasi seperti pemilihan presiden, pemilihan presiden daerah, dan pemilihan wakil rakyat bagi seluruh warga negara yang cukup umur.
Kegiatan demokrasi merupakan wujud gotong royong dalam masyarakat dan negara. Kesadaran ini harus ada sejak usia muda.
(Tribunevs.com/Bangkit N)