Laporan jurnalis Tribunnews.com Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah berencana menurunkan target penghentian produksi minyak pada tahun 2024.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana mengungkapkan, penurunan target penghentian produksi minyak pada tahun 2024 seiring dengan terus menurunnya realisasi penghapusan produksi minyak dalam negeri. dari waktu ke waktu.
Sementara target produksi minyak pemerintah pada tahun ini sebesar 635.000 barel per hari (BOPD). Namun jika melihat kinerja hingga Maret 2024, diperkirakan realisasinya hanya sebesar 596 ribu BOPD hingga akhir tahun ini.
Lifting migas ditetapkan sebesar 635 BOPD, untuk migas sebesar 1,03 juta BOEPD atau setara dengan satu barel minyak. Namun ada kejanggalan dalam pelaksanaannya,” kata Dadan dalam rapat gabungan dengan KPK. Gedung Parlemen VII DPR RI, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Dadan melanjutkan, Untuk tahun 2025, Kementerian ESDM menargetkan produksi minyak nasional sebesar 597.000 BOPD.
Kemudian target tahun 2025 adalah terkumpulnya 597.000 barel minyak per hari dan 1,36 juta barel minyak setara gas bumi atau setara 5.843 MMSCFD, jelasnya.
Berdasarkan data empat tahun terakhir, lift minyak mentah nasional mengalami penurunan.
Secara konkrit, realisasi pengumpulan minyak pada tahun 2020 sebesar 707 ribu BOPD, kemudian 660 ribu BOPD pada tahun 2021, kemudian 612 ribu BOPD pada tahun 2022 dan menurun lagi menjadi 605 ribu BOPD pada tahun 2023.
Untuk terus meningkatkan produksi, Dadan mengatakan pemerintah terus berupaya. Seperti mendukung empat pilar strategis yang ingin dicapai untuk target produksi migas tahun 2030.
Pilar pertama adalah peningkatan nilai aset yang ada. Strategi tersebut adalah optimalisasi produksi di bidang pengolahan minyak dan gas bumi.
Pilar kedua adalah transformasi sumber daya menjadi produksi. Secara konkrit, strategi ini akan menentukan transformasi dari sumber daya ke produksi.
Pilar ketiga berfokus pada penggunaan bahan kimia atau Enhanced Oil Recovery (EOR) atau banjir.
Pilar keempat adalah kegiatan eksplorasi sumur dengan harapan menemukan sumur-sumur baru yang penting.
“Dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi baik di lepas pantai maupun di laut dalam dan Indonesia bagian timur. Penemuan akan dilakukan di Layaran dan Geng Utara pada tahun 2023,” tutupnya.