TRIBUNNEWS.COM, HULU SUNGAI TENGAH – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Kedaruratan Pangan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pengembangan lahan basah merupakan komitmennya untuk mendongkrak kebutuhan musim tanam berikutnya.
“Pengembangan kawasan lahan basah ini dikelola dengan perbaikan tanah yang diharapkan dapat meningkatkan Indeks Perkebunan (IP) dan produksi,” kata Menteri Pertanian Amran, Sabtu (1/6/2024).
“Tolong bantu percepat penanaman dan produksinya agar kami tidak perlu impor. Kita bentuk brigade, ada pemanen, ekskavator, traktor dan lain-lain. “Saya ingin yang muda-muda yang memimpin, lalu membagi hasilnya, supaya generasi muda mendapat manfaat dan para petani juga mendapat manfaatnya,” tegas Mentan lagi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Balai Penyuluhan dan Pengembangan Tenaga Kerja Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Kayu Rabah, Kec. Pandawan, Kab. Hulu Sungai Tengah (HST), pada Kamis (30/05/24) berkesempatan bertemu dengan para petani, penyuluh pertanian, Babinsa dan kepala desa setempat.
Kepala Balai meminta bantuan pembuatan saluran air untuk mengendalikan ketinggian air di lahan rawa.
“Saat ini yang menjadi kendala adalah lahannya selalu tergenang air, sehingga sudah kurang lebih 4 sampai 5 tahun tidak digarap dan ditinggalkan petani,” ujarnya.
Kepala Dinas menyampaikan, BPPSDMP akan membantu koordinasi dengan Dinas PUPR dan bantuan dinas pertanian terkait, karena bukan kewenangan Departemen Pertanian mengenai irigasi skala besar.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan Pertanian Bustanul Arifin Caya mengajak para penyuluh untuk membantu memantau pelaksanaan kegiatan Darurat Pangan UPSUS di Provinsi Kalimantan Selatan.
“Penyuluh harus menggalakkan kegiatan UPSUS, karena penyuluhlah yang memimpin dalam pelaksanaan kegiatan pertanian,” pungkas Bustanul.
Sebagai informasi, Desa Kayu Rabah Kec. Pandawan, Kab. HST memiliki luas lahan basah kurang lebih 3.000 Ha, dan jenis yang umum dibudidayakan di Mekongga rata-rata produksinya mencapai 4 ton/Ha.