Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas membukukan kenaikan grafis di awal pekan, dengan harga emas di pasar naik 0,4 persen menjadi $2,343 per troy ounce.
Emas berjangka juga mengalami kenaikan serupa, dengan harga jual naik 0,4 persen menjadi US$2.344 per troy ounce, seperti dikutip laman investasi perdagangan Senin (27/5/2024).
Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi investor emas global mengingat harga emas terus mengalami tren pelemahan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Namun sejak akhir pekan lalu, harga emas perlahan mulai naik ke level tertingginya.
“Selama beberapa minggu terakhir, harga emas mengalami perubahan tren yang signifikan dari bearish menjadi optimis. Perubahan arah tren ini akan terus berlanjut sehingga memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan momentum tersebut,” ujar analis Deu Calion. Kontrak Berjangka (DCFX), Andrew Fisher.
Fisher dalam laporannya mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong harga emas naik awal pekan ini, termasuk meningkatnya ketidakpastian geopolitik, terutama menjelang pemilu AS.
Situasi ini diperparah dengan konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Selain itu, pada bulan April, data ekonomi AS dilaporkan melemah, menyebabkan pasar mata uang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 40 basis poin pada tahun 2024, dari 28 basis poin pada akhir bulan April.
Tekanan ini kemudian menyebabkan mata uang dolar AS mengalami devaluasi atau penurunan nilai secara perlahan.
Namun berkat devaluasi, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) mulai meningkat, yang secara historis mendukung harga emas.
“Saya juga menggunakan analisis tren dan candlestick untuk mendukung perkiraan bullish ini, menunjukkan bahwa indikator teknis juga sejalan dengan proyeksi fundamental,” kata Fisher.
UBS mencatat perkiraan permintaan emas bank sentral pada 2024 naik menjadi 950-1.000 metrik ton, dari perkiraan sebelumnya hanya 800-850 metrik ton.
Hal serupa juga diungkapkan oleh data perdagangan Swiss yang menunjukkan masih kuatnya pembelian emas oleh RRT.
Jika keadaan ini berlangsung lama, pada akhir tahun 2024 harga emas berada pada level 2.500 dolar AS per ounce dan bisa naik menjadi 2.500 dolar AS per ounce. Dengan demikian, emas dapat dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven). Logam mulia juga meningkat
Selain harga emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan dalam perdagangan ini, termasuk platinum berjangka, yang naik 1,2 persen menjadi $1,048 per ounce.
Perak berjangka kemudian naik 1,7 persen menjadi $31,023 per ounce. Sementara itu, tembaga berjangka satu bulan naik 0,3 persen menjadi US$4,7720 per pon.