Laporan jurnalis Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RSCM, Dr. Luh Karunia Wahyuni mengingatkan anak penderita Cerebral Palsy agar tidak terlalu sering berbaring.
Anak-anak penderita Cerebral Palsy yang tidak melakukan aktivitas fisik mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan atau pernafasan.
Selain itu, kata Dr. Luh, anak penderita Cerebral Palsy yang tidak berbaring bisa dicegah terjadinya aspirasi.
Aspirasi adalah suatu kondisi dimana makanan atau zat lain secara tidak sengaja masuk ke dalam paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan kembali.
Kondisi ini memicu infeksi bakteri dan pneumonia.
Hal itu disampaikannya dalam kuliah umum pada Selasa (4/6/2024) di RSCM Kiara, Jakarta dari Departemen/KSM Ortopedi dan Traumatologi RSCM/FKUI dengan tema Belajar Tentang Cerebral Palsy.
“Anak-anak ini sebaiknya tidak dibiarkan tidur atau berbaring terus menerus. Perubahan posisi atau postur tubuh yang terjadi sesekali dapat meningkatkan pergerakan lendir dan pergerakan dinding dada,” ujarnya.
Selain itu, gendong bayi Anda dalam posisi tegak tanpa alat untuk mencegah pernapasan
“Diantaranya membersihkan saluran pernafasan secara rutin (jika diperlukan), menjaga kebersihan mulut dan gigi. Memberikan nutrisi yang optimal dan mencegah anak terpapar asap rokok,” kata dr. Luh.
Gejala infeksi pernafasan meliputi:
1. Demam (suhu 37,8°C)
2. Batuk atau adanya lendir berwarna hijau
3. Sesak napas atau kesulitan bernapas
4. Muntah atau ketidakmampuan mentoleransi jenis makanan sebelumnya
5. Hilangnya kesadaran
6. Meningkatnya kebutuhan oksigen dan pengisapan