Eco Pesantren Dinilai Jadi Cara Efektif Cegah Bencana Iklim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah pemangku kepentingan dari seluruh instansi dan komunitas eco-pedestrian mengadakan focus group Discussion (FGD) mengenai Green Pilgrimage dan Eco-Pedestrian di Indonesia. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat (31/5/2024) di Hotel Grand Melia Jakarta.

Diluncurkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bekerja sama dengan VIII DPR RI, KH Maman Imanul Haq.

Kayai Maman mengatakan FGD ini penting untuk diadakan sebagai wadah mengumpulkan ide-ide untuk memitigasi dampak buruk pemanasan global.

Menurutnya, civitas pesantren harus lebih berperan dalam mencegah dampak pemanasan global.

Pasalnya, tambah Kaye Maman, komunitas Pondok Pesantren Eco-Islam mempunyai sumber daya yang sangat besar untuk digunakan dalam upaya pencegahan bencana iklim yang akhir-akhir ini mulai menyerang.

“Indonesia mempunyai 26.975 pesantren”.

“Jika ada kesamaan pendekatan antara pesantren dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencegah perubahan iklim, maka itu akan menjadi langkah yang sangat penting.”

“Apalagi sudah ada beberapa pesantren yang fokus pada perlindungan lingkungan hidup. Maka yang diperlukan adalah rencana aksi kerja sama agar berkelanjutan dan percepatannya melalui Aliansi Eco-Pesantrian.” Keterangan kepada wartawan, Sabtu (1/6/2024).

Sementara itu, Anggota BPKH Harry Alexander mengatakan FGD diluncurkan untuk mengetahui dan meningkatkan kesadaran mengenai dampak perubahan iklim terhadap penyelenggaraan ibadah haji serta mendorong kampanye haji ramah lingkungan yang berkoordinasi dengan Indonesia. Pesantren Ekologi (Haji Hijau).

Selain itu, FGD ini juga diharapkan dapat memunculkan kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan dan kemampuan fisik untuk menunaikan ibadah haji, serta tentunya koordinasi antar instansi terkait untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik bagi para jamaah.

“Mendukung pengelolaan ekonomi haji yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi ummat dan seluruh peserta haji; Meningkatkan jumlah pendaftar haji baru yang mewakili potensi berbagai instansi dan organisasi serta ekosistem haji; Mendukung proyek Haji Peduli Lingkungan dan bermanfaat bagi Masyarakat,” kata Harry.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Rehabilitasi dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Dr. Annie Supratini, Wakil Presiden DEKS BI Anna Setiavati, akademisi Dr. Farhudin Mangunjia dari UNAS, Profesor DIPI Jattha Supritna dan profesional CE Ahmed Dadang. .

Hadir pula berbagai perwakilan komunitas Eco-Islamic Boarding dari berbagai daerah di Indonesia yang membahas topik “Green Hajj untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung pengelolaan haji berkelanjutan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *