TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara militer kelompok Ansarallah Houthi di Yaman, Yahya Saree, mengatakan Houthi sedang mempersiapkan langkah selanjutnya untuk menyasar kapal-kapal pro-Israel yang menuju pelabuhan Israel melalui Laut Merah.
Dia mengancam bahwa Houthi akan meningkatkan operasi militer ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya jika agresi tentara Israel di Jalur Gaza terus berlanjut.
“Kami telah memulai penerapan fase keempat, dan dalam beberapa hari mendatang kami akan mengungkapkan rincian baru tentang kapal-kapal yang melanggar larangan yang diberlakukan oleh angkatan bersenjata, termasuk kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel di seberang Laut Mediterania,” kata dia. Yahya. Surrey, Senin (13/5). /2024).
Sebelumnya, Houthi menyatakan akan melancarkan operasi militer putaran keempat jika Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS) melakukan hal yang sama.
Yahya Sari membenarkan akan ada operasi militer putaran kelima dan keenam yang dilakukan Houthi terhadap kapal-kapal pro-Israel yang menuju pelabuhan Israel.
“Ini adalah operasi besar dan angkatan bersenjata dilengkapi sepenuhnya untuk tahap kelima dan keenam,” katanya.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa operasi tahap kelima dan keenam merupakan operasi militer yang belum pernah dilakukan Amerika Serikat sebelumnya.
Gaza adalah garis merah bagi kami, dan kami akan menyerang dan menargetkan sasaran yang tidak terpikirkan oleh musuh. “Pada fase kelima dan keenam, jika musuh melanjutkan agresinya terhadap Gaza, kita akan mencapai posisi yang tidak terbayangkan di Amerika,” ujarnya, seperti dikutip Sawah News.
Menurutnya, strategi Houthi ke depan merupakan hal baik yang akan menjadi peringatan keras bagi Israel dan Amerika.
Yahya Sari membenarkan, banyak warga Yaman yang siap berperang akan pergi ke Jalur Gaza jika Amerika melakukan serangan darat di sana atau jika jalan menuju Palestina dibuka.
Dia memperingatkan untuk mempermalukan AS.
Pernyataan itu dibuat setelah AS
Kantor Berita Saba Yaman, yang berafiliasi dengan Houthi, melaporkan bahwa serangan itu terjadi setelah Amerika Serikat berhasil memukul mundur drone yang diluncurkan oleh Houthi ke kapal-kapal yang terhubung dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudra Hindia.
Kelompok Houthi berperang melawan Israel dengan mengincar kapal-kapal yang menuju Israel di Laut Merah pada 19 November 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza. Jumlah korban
Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat hingga lebih dari 35.091 orang dan 78.827 orang luka-luka sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Selasa (14/5/2024), dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, seperti dilansir Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa.
Israel memperkirakan sekitar 136 sandera Hamas masih ditahan di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Saat ini, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel