TRIBUNNEWS.COM – Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Korea Selatan di babak perempat final Piala Asia U23 2024 pada Jumat (26 April 2024) pukul 00:30 WIB.
Bentrokan seru timnas U23 Indonesia dan Korea Selatan akan digelar di Stadion Abdullah Bin Khalifa Doha, Qatar.
Fokusnya adalah pada wasit pertandingan antara Timnas Indonesia U23 melawan Timnas Korea Selatan U23.
Kabarnya, pada laga Garuda kontra tim tuan rumah Shin Tae-yong, wasitnya adalah Sean Evans Robert.
Wasit asal Australia akan dibantu oleh rekan senegaranya yang akan bertindak sebagai asisten wasit pada pertandingan ini.
Yakni Lakrindis George (Asisten Pertama), Joanna Kate Charaktis (Asisten Kedua) dan Jacewicz Katherine (wasit VAR).
Berbicara tentang citra Shaun Evans, wasit asal Australia ini diikutsertakan karena secara kontroversial mengambil alih kendali pertandingan. Wasit Sean Evans (TribunStyle.com/@galaxy_soccer)
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, pernah ada pertandingan menarik yang melibatkan timnas Indonesia yang pernah dilatih oleh Sean Evans.
Laga ini merupakan pentas Asian Games 2018, tepatnya pertandingan timnas Indonesia melawan tim UEA di babak 16 besar sepak bola putra.
Shaun Evans membuat dua keputusan kontroversial pada pertandingan ini dan memberikan dua penalti kepada Garuda.
Penalti pertama terjadi pada menit ke-18 saat Andy Setio melakukan pelanggaran terhadap Zayed Alameli di kotak penalti.
Melihat tayangan ulang, sepertinya Andy Setio tak sengaja menjatuhkan lawannya di kotak penalti.
Barangkali Zayed Alameri bisa dengan cerdik memanfaatkan situasi tersebut dan membiarkan Andy Setyo melakukan pelanggaran terhadapnya. Timnas Indonesia mengalahkan tim Laos pada Asian Games 2018 di Stadion Patriot Bekasi, Jawa Barat, Jumat (17/8/2018), SUPERBALL/Feri Setiawan (SUPERBALL/SUPERBALL/FERI)
Sean Evans, wasit di lapangan, tak segan-segan menunjuk kejadian tersebut di tempat.
Sean Evans kembali memberikan penalti kepada timnas Indonesia yang merupakan keputusan sepihak.
Pada kejadian kedua ini, justru Hansamu Yanma yang dibuat resah dengan kelakuan cerdik pemain UEA.
Pada menit ke-63, Hansamu hanya menyentuh sebentar jersey lawan dan mendapat hukuman dari wasit.
Uni Emirat Arab kembali mendapat hadiah penalti setelah pemainnya dijatuhkan ringan oleh pemain Garuda.
Keputusan kontroversial Sean Evans tidak berhenti sampai di situ.
Wasit Negeri Kanguru pun mengambil keputusan kontroversial dengan mengeluarkan asisten pelatih Garuda Bhima Shakti.
Bima Shakti dikeluarkan dari lapangan sesaat sebelum Stefano Lillipali mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir.
Usai gol tersebut, terjadi kemeriahan di bangku cadangan Garuda, termasuk Bima Sakti yang masuk ke lapangan sendirian untuk melakukan selebrasi.
Perayaan itulah yang rupanya memancing reaksi dari Sean Evans, hingga wasit memberikan kartu merah kepada Bhima Shakti.
Beberapa keputusan kurang baik yang dilakukan Sean Evans akhirnya membuat timnas Indonesia tersingkir dalam adu penalti melawan UEA.
Luis Mira, pelatih kepala Timnas Indonesia saat itu, mengkritik kepemimpinan wasit Sean Evans.
Pada kesempatan lain, Sean Evans juga membuat keputusan kontroversial saat diberi kesempatan menjadi wasit pertandingan Liga 1.
Shaun Evans dipercaya menjadi wasit Liga 1 untuk tiga pertandingan berbeda pada tahun 2017.
Salah satu pertandingan yang dimotori oleh Sean Evans adalah konfrontasi seru antara Pesija Jakarta dan Pesibu Bandung.
Kontroversi yang ditimbulkan Sean Evans pada laga tersebut adalah soal dianulirnya gol Ezehir Nduaxer.
Pada pertandingan di Stadion Manahan, Yehezkiel memecah kebuntuan melalui tendangan sudut. Ezekiel N Douassel dan Bojan Malisic protes ke wasit. (Mimbar Jabar/Deni Denaswara)
Pada menit ke-27, Ezechel memanfaatkan situasi sepak pojok dan tampak mengarah ke gawang.
Namun, Sean Evans secara mengejutkan menganulir gol tersebut dan Ezhechel harus gigit jari dan menerima keputusan wasit.
Meski pertandingan terus berlanjut, Persibu akhirnya tersingkir di penghujung pertandingan dan Pesija dinyatakan sebagai pemenang.
Mengingat kepemimpinan Sean Evans yang kontroversial di masa lalu, nasib timnas Indonesia di Piala Asia U23 2024 terancam.
Apalagi, timnas Indonesia merasakan pahitnya kepemimpinan wasit yang kontroversial pada laga pertama.
Pada putaran pertama Grup A melawan Qatar, Timnas Indonesia kurang beruntung.
Wasit Nasrullo Kabirov asal Tajikistan bertindak sebagai wasit di lapangan dan disebut-sebut banyak mengambil keputusan yang merugikan Garuda. Ada beberapa keputusan wasit yang kontroversial saat Timnas Indonesia kalah dari tuan rumah Qatar di laga pembuka Grup A Piala Asia U-23 2024. Salah satunya mengganti kartu merah yang diberikan kepada pemain Qatar dengan kartu kuning. Tim Indonesia kalah 0-2. (tangkapan layar)
Perselisihan salah satunya terkait dengan dua kartu merah yang diberikan wasit kepada timnas U-23 Indonesia.
Ya, Timnas U-23 Indonesia harus bermain dengan 9 pemain saat kalah dari Qatar pada laga pertama Grup A.
Ivar Jenner (46′) dan Ramadan Sananta (90+6) mendapat kartu merah dari Nasrulo Kabirov, wasit di lapangan.
Kartu merah Ivar Jenner dan Ramadan Sananta pun menuai kontroversi.
Pasalnya, kedua pemain tersebut seharusnya tidak mendapat kartu merah jika melihat pelanggaran tersebut terjadi.
Tak hanya itu, wasit juga dinilai ceroboh dalam mengambil beberapa keputusan penting, khususnya terhadap Garuda.
Bermula dari keputusan wasit yang hanya memberikan kartu kuning kepada pemain Qatar tersebut karena melakukan pelanggaran terhadap Vitan Suleiman.
Hingga Marcelino Ferdinand dijatuhkan lawannya, wasit tidak memberikan tendangan bebas langsung.
Beberapa pernyataan kontroversial wasit Nasrullo Kabirov pun memicu perdebatan, baik yang pro maupun kontra.
Banyak netizen Indonesia, khususnya fans, yang marah dengan keputusan wasit saat pertandingan kedua tim.
Kini Timnas Indonesia tampak prihatin dengan kembalinya Sean Evans menjadi wasit perempat final Piala Asia U23 2024.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)