Laporan reporter Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) menyatakan akan berdialog dengan guru dan siswa yang selamat dari kecelakaan fatal di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Sekretaris KKS Deddy Ahmad Mustofa mengatakan guru dan siswa SMK Lingga Kencana perlu menjelaskan keadaan atau kronologi bencana tersebut.
Jadi untuk informasinya, kita akan bicara dengan guru di mobil, atau siswa di mobil, untuk memastikannya, kata Deddy saat makan siang bersama media di SMK Lingga Kencana, Depok, Minggu (5 -12-2024).
Upaya komunikasi dengan guru dan siswa yang dijalani akan meningkatkan ilmu pengetahuan saat ini, yakinnya.
Karena berita di luar membingungkan, waktu terjadinya keadaan darurat semakin dekat.
“Karena pemberitaan yang simpang siur, saya tidak bisa memastikan apakah ini benar atau tidak, tapi kebanyakan orang sudah mengetahui waktu kejadiannya,” ujarnya.
Namun, platform tersebut memerlukan waktu untuk berkomunikasi dengan guru dan siswa di dalam bus.
Sebab, para penyintas kecelakaan maut tersebut masih mengalami syok dan kesakitan sehingga belum bisa dimintai penjelasannya.
“Karena siswanya masih hidup, kami tidak bisa berbicara dengan guru di dalam mobil. Kemudian kami akan meminta informasi secara real time,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) pengelola SMK Lingga Kencana Deddy Ahmad Mustofa mengatakan, banyak santunan bagi mereka yang meninggal dunia akibat kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat.
Deddy mengatakan pembayaran akan dilakukan besok (13/5/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Subsidi ini diberikan oleh dua pihak, yakni berupa asuransi dari Jasa Raharja dan santunan dari Pemerintah Kota Depok.
Kemudian besok pukul 09.00 akan dilakukan pendistribusian santunan asuransi Jasa Raharja. Kemudian pukul 13.00 Pemkot Depok berencana memberikan bantuan kepada keluarga korban meninggal dunia, dilansir dari media korporasi di SMK Lingga Kencana, Minggu (12 /5/2024).
Ia mengatakan pihaknya mempercepat pemberian asuransi dan santunan yang bisa diberikan lebih dari 24 jam setelah pemakaman korban.
Malam ini pemakaman korban meninggal, 9 siswa dan 1 guru, berlangsung.
Tak hanya untuk korban meninggal, Deddy mengatakan pihak yayasan juga akan berupaya memberikan asuransi bagi korban luka.
Menurutnya, pihak yayasan mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan kecelakaan tragis yang menimpa para pelajar tersebut.
Lalu mengenai korban kecelakaan yang dirawat di rumah sakit, baik yang sudah sampai di Jakarta maupun di Subang, akan kami lakukan, kami pastikan pihak asuransi Jasa Raharja menerapkan tindakan penindakan, ”ujarnya.
Sedangkan korban luka, kata dia, sudah dilarikan ke berbagai rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Korban luka ringan seluruhnya dilarikan ke RS Brimob Kelapa Dua Depok, RS UI dan RS sekitar Depok.
“Kemudian ada korban luka berat di RSUD setempat di Subang tempat kejadian. Kenapa tidak dibawa ke sini? dan peralatan medisnya.”
“Saat ini ambulans yang kami miliki merupakan ambulans biasa yang belum memenuhi syarat ambulans medis yang mengangkut korban luka berat,” ujarnya.