Kerugian Besar, Pasukan Israel Tinggalkan Jabalia: Rafah Menjadi Kartu Terakhir, IDF Ungkap Pembunuh Massal.
TRIBUNNEWS.COM – Pada Kamis 30/5/2024, tentara Israel dikabarkan telah menarik sejumlah besar tentaranya dari beberapa wilayah di kamp Jabalia di utara Jalur Gaza.
Tindakan ini menyusul tindakan serupa yang dilakukan IDF saat mengusir tentara dari kamp pada Rabu (29/5/2024).
Menurut sumber Palestina, pasukan rezim Israel masih menembakkan beberapa peluru dan bom asap di sekitar kamp untuk melindungi pasukan mereka di sebelah timur kamp.
Sumber setempat mengatakan, warga dapat mencapai rumah mereka di tengah kamp Jabalia setelah pasukan Israel pergi. Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Pada Kamis (30/5/2024) dikabarkan IDF menarik sejumlah besar tentaranya dari Jabalia, Gaza utara setelah beroperasi selama tiga pekan terakhir. IDF menderita kerugian besar
Terkait keputusan IDF menarik pasukannya dari Jabalia, pakar militer Yordania Nidal Abu Zaid rupanya sudah meramalkan.
Dalam artikel Khaberni berjudul “Abu Zaid: Kemenangan Jabalia mungkin segera berakhir” pada hari Rabu, gelar doktor di bidang militer menunjukkan bahwa korban tentara Israel meningkat dan ada penyergapan yang terjadi di lingkungan Al -Tanour di Rafah.
Pentingnya tempat ini membuat tempat tersebut berada di persimpangan Salah al-Din dan Al-Orouba.
Analisis Abu Zaid menilai, penyerangan yang dilakukan milisi oposisi menunjukkan bahwa Brigade Al-Qassam dan kelompok oposisi lainnya merencanakan pasukan Israel dari sisi Philadelphia hingga pusat Rafah memisahkan diri dari pasukan di selatan lapangan terbuka. . .
Abu Zaid membenarkan, sengitnya perlawanan di Jabaliya memaksa pasukan kolonial meninggalkan pertempuran Pasukan Terjun Payung ke-98 di Jabaliya dan sekitarnya.
Zaid mengatakan keputusan brigade meninggalkan Jabalia akan diikuti dengan keputusan penarikan pasukan IDF tambahan dari berbagai daerah di masa depan karena kerugian.
Analisis Zaid terkonfirmasi ketika pada hari Kamis, IDF mengatakan pihaknya menarik sebagian besar pasukannya dari Jabalia di Gaza utara setelah berminggu-minggu perlawanan sengit dari kelompok oposisi Palestina. Pasukan Israel beroperasi di Rafah Timur, Gaza selatan, 15 Mei 2024. (Pasukan Pertahanan Komersial/Israel) Rafah Menjadi Pertahanan Terakhir IDF
Abu Zaid menegaskan bahwa Tentara Kolonial telah memfokuskan seluruh kemampuan militernya dalam operasi militer di Jalur Gaza, khususnya di Gaza Utara dalam beberapa pekan terakhir.
Dia menjelaskan, IDF mengirimkan divisi Pasukan Terjun Payung ke-98 ke Israel untuk berperang di Gaza utara, diperkuat oleh unit yang lebih tinggi, Brigade Yiftah.
Ada unit tempur IDF lain yang terletak di poros Netzarim yang bertindak sebagai unit pendukung.
Selama di Rafah, titik panas konflik, IDF mengerahkan Divisi Lapis Baja ke-162 untuk memimpin operasi, diperkuat oleh Brigade Nahal, Brigade Bismalah, Brigade Pengintai ke-3 dan Brigjen.
Abu Zaid menganalisis bahwa besarnya kekuatan ini menunjukkan bahwa pasukan penyerang telah menginvestasikan seluruh kemampuan operasionalnya dalam upaya menyelesaikan operasi Rafah.
“Rafah menjadi kartu terakhir untuk direbut, setelah itu kita tidak bisa membicarakan operasi militer lainnya,” kata Abu Zaid seperti dilansir Khaberni. Pasukan Israel menyerang kamp pengungsi bernama Tal Al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza, pada Minggu (26/5/2024). (ahli) Untuk melepaskan pembunuh
Berbicara tentang pembunuhan pengungsi oleh IDF di ‘daerah aman’ Al-Mawasi, Abu Zaid mengatakan bahwa serangan tersebut adalah contoh pasukan Israel diserang secara paksa dan berjuang dengan rasa takut akan kegagalan. operasi militer.
Karena pentingnya operasi Rafah, meski mengalami kekalahan telak di sana-sini di Jalur Gaza, Israel disebut-sebut akan mengirimkan jenderal-jenderal pembunuh untuk memimpin pasukan operasi Rafah, di Gaza Selatan.
Jenderal Moti Baruch, yang merupakan komandan divisi 162 pasukan sayap kanan, didorong untuk memimpin operasi Rafah, sementara komandan pasukan komando, Jenderal Omer Cohen, yang sebelumnya bertempur di Rafah Barat, juga melakukan pembantaian di Kompleks Medis dan Rumah Sakit Hamad. Nasir, diperkuat oleh Divisi Tempur ke-162 di Rafah,” kata Abu Zaid.
Komandan Divisi Parasut ke-98, Jenderal Dan Goldfuss, seorang ekstremis sayap kanan yang melakukan kejahatan terhadap warga sipil di Khan Younis, akan memimpin operasi di Jabalia di Gaza Utara.
“Israel mendorong para jenderal sayap kanan yang melakukan kejahatan terhadap warga sipil di masa lalu untuk menyerang dengan seluruh kekuatan militer untuk mencapai (tujuan perang Rafah) atau setidaknya melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. Untuk mencapai tujuan taktik balas dendam ,” dia berkata.
(oln/khbrn/*)