Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 Buku Tematik SD/MI Halaman 127 K13: Gerabah dari Pulau Madura

TRIBUNNEWS.COM – Buku Pelajaran 1 Kelas 5 SD/MI Halaman 127 Kunci jawabannya adalah sebagai berikut.

Buku teks tematik SD Topik 1 Kelas 5 Kurikulum 13 Pada halaman 127 terdapat subtopik 3 tugas praktek, Yuk baca prakteknya.

Panduan Topik Dasar Topik 1 Kelas 5 Kursus 13 Kegiatan yang tertera pada halaman 127 meminta siswa menuliskan gagasan utama setiap paragraf bacaan.

Perlu diingat, sebelum membaca kunci jawaban Subjektif Sekolah Dasar Topik 1 Kelas 5 Kurikulum 13, siswa harus menjawab sendiri soalnya terlebih dahulu.

Kunci jawaban ini berfungsi sebagai pedoman dan pembanding bagi orang tua dalam mengoreksi pekerjaan anaknya. Binaragawan tangguh Indonesia

Di bawah ini adalah kunci jawaban Buku Pedoman Tematik Sekolah Dasar Topik 1 Kelas 5 Kurikulum 13 Halaman 127 k13: Keramik dari Pulau Madura. Kunci jawaban topik 1 kelas 5 silabus 13 halaman 127

Mari membaca

Keramik dari Pulau Madura

Salah satu warisan budaya tertua, paling luas dan terpelihara adalah tembikar, yaitu keramik yang dibuat secara tradisional dari tanah liat yang dibakar. Tembikar disebut juga tembikar. Konon masyarakat telah membuat gerabah sejak pertama kali menetap di pemukiman dan bertani ribuan tahun sebelum Masehi, dan bahkan saat ini kita dapat menemukannya di setiap sudut nusantara, termasuk di Pulau Madura.

Pada situs-situs budaya dan kuno, banyak ditemukan periuk atau gerabah yang digunakan sebagai perkakas atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadatan dan penguburan. Tembikar paling sederhana dibuat dan dibentuk hanya dengan tangan, menggunakan adonan kasar dan potongan tanah liat yang masih berlumuran sidik jari. Selain itu, bentuknya terkadang tidak simetris.

Tak terkecuali Pulau Madura. Keramik dimaksudkan untuk digunakan sebagai peralatan sehari-hari bagi masyarakat setempat, seperti yang dilakukan oleh para pendahulunya secara tradisional. Persamaan gerabah Madurama masa kini dengan pendahulunya adalah proses produksi dan bentuknya masih tradisional, sama seperti gerabah masa lalu.

Gerabah yang dihasilkan oleh perajin Madura merupakan gerabah yang terbuat dari pasir halus dengan tanah liat berwarna kuning. Tanah liat hitam juga bisa digunakan, tapi kualitasnya kurang bagus.

Daerah Madura banyak yang merupakan penghasil gerabah, seperti Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Cangen, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakporan dan Blega Bangkalan. Diantara daerah tersebut yang paling terkenal adalah Karang Penang Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut memproduksi keramik dalam bentuk genteng.

Faktanya, tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal ini dikarenakan tidak seluruh daerah Madura memiliki struktur tanah liat yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gerabah. Umumnya tanah Madura banyak mengandung pasir karena Pulau Madura dikelilingi pantai sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk pembuatan gerabah.

Di antara daerah penghasil keramik, terdapat jenis kontrak kerja pembuatan barang yang ditentukan berdasarkan generasi atau spesialisasi. Hal ini dapat mencegah persaingan spesialisasi. Gerabah Madura juga mempunyai karakter lokal karena pengetahuan/keterampilan pengrajinnya, ketersediaan bahan, teknik produksi, dan teknik pembakaran. Selain keistimewaan dan keistimewaan, banyak desa yang diberi nama berdasarkan jenis gerabah tertentu

Alat gerabah Madura merupakan alat tradisional, tidak jauh berbeda dengan yang digunakan pada zaman prasejarah.

Alat yang umum digunakan antara lain selang, linggis, ember, dan alat khusus seperti berikut ini.

1. Panombuk atau tamper berbentuk roda dengan pegangan sebagai alat bantu desain interior.

2. Sebagai potongan panempa atau papan tempa untuk membentuk dan menghaluskan permukaan luar.

3. Pangorek, yaitu alat pengerik, sejenis sabit yang bilahnya miring dan gagangnya panjang, digunakan untuk menghaluskan bagian dalamnya.

4. Panyabungan, yaitu panci berisi air untuk memiringkan bejana gerabah dengan selembar kain agar lebih mudah dihaluskan.

5. Pangelled, sepotong bahan untuk membuat pinggiran pot.

6. Pangajakan, sejenis nyir yang digunakan untuk membawa pasir.

7. Pangabuan, tempat abu.

8. Panompal, alat pembuangan abu terbakar.

9. Wer-kower, tiang dengan kawat yang dipilin.

10. Pamatong, sejenis pisau atau kawat untuk memotong tanah liat.

11. Pungku, panci yang terbakar.

Proses pembuatan keramik berlangsung secara bertahap yang harus dilakukan secara berurutan. Proses pembuatan potnya adalah sebagai berikut.

1. Siapkan bahan berupa tanah liat.

2. Campurkan tanah liat ke dalam air.

3. Setelah adonan siap, bagi menjadi beberapa bagian hingga membentuk bentuk kasar.

4. Dengan menggunakan kain gores, bentuk tepi bibir atau simpul hingga membulat.

5. Jika terbuat dari jenis periuk, sebaiknya diangin-anginkan setelah bagian tepi atau pinggirnya difinishing. Kemudian pisahkan saja bagian perutnya dari mulutnya, dan setelah perut dan mulutnya jadi, keduanya akan menyatu dan mulus.

6. Jika sudah dibuat kuping atau batangnya, buatlah kuping atau batangnya lalu sambung atau sambung dan ratakan.

7. Setelah dicek kehalusan dan kelengkapannya, jemur atau panggang hingga benar-benar kering.

8. Langkah terakhir setelah pengeringan adalah pembersihan. Namun di beberapa daerah masih ada yang melengkapinya dengan cat Lumpu.

Keberadaan perajin tanah liat di Madura telah memberikan banyak manfaat bagi para perajin, pengguna dan masyarakat umum. Pengguna keramik Madura mendapatkan banyak keuntungan seperti biaya murah, tahan karat, mudah dibersihkan, dan polusi lebih sedikit. Apalagi juga bisa menyerap banyak pekerjaan. Kerajinan tanah liat ini juga merupakan salah satu cara melestarikan warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Mengingat manfaat-manfaat tersebut, perlindungannya memerlukan perhatian penuh kita. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kualitas.

Meskipun gerabah masih dibuat sampai sekarang, namun perkembangannya sudah terlihat pada produk modern. Produk modern ini tidak hanya menampilkan proses manufaktur yang modern, tetapi juga menggunakan bahan yang lebih praktis dan tahan lama seperti plastik, karet, besi, dan aluminium. Akibatnya, hal ini lambat laun menggusur keberadaan kapal. Pengrajin juga diancam.

Berdasarkan bacaan Anda di atas, temukan ide pokok setiap paragraf.

Menjawab:

1. Pasal 1:

Salah satu warisan budaya tertua, paling luas dan terpelihara adalah tembikar, yaitu keramik yang dibuat secara tradisional dari tanah liat yang dibakar.

2. Pasal 2:

Pada situs-situs budaya dan kuno, banyak ditemukan periuk atau gerabah yang digunakan sebagai perkakas atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadatan dan penguburan.

3. Pasal 3:

Tak terkecuali Pulau Madura. Keramik dimaksudkan untuk digunakan sebagai peralatan sehari-hari bagi masyarakat setempat, seperti yang dilakukan oleh para pendahulunya secara tradisional.

4. Pasal 4:

Gerabah yang dihasilkan pengrajin Madura merupakan gerabah yang terbuat dari bahan tanah liat berwarna kuning dengan pasir halus.

5. Pasal 5:

Daerah Madura banyak yang menjadi penghasil gerabah seperti Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Cangen, Baragung, Pademawa, Dalpenyang Pakporan, Blega Bangkalan dan lain-lain.

6. Pasal 6:

Faktanya, tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah.

7. Pasal 7:

Di antara bidang produksi keramik, terdapat jenis kontrak kerja untuk produksi barang yang ditentukan oleh generasi atau pengetahuan.

8. Pasal 8:

Alat gerabah Madura merupakan alat tradisional, tidak jauh berbeda dengan yang digunakan pada zaman prasejarah.

9. Pasal 9:

Proses pembuatan keramik berlangsung secara bertahap yang harus dilakukan secara berurutan.

10. Pasal 10:

Keberadaan perajin tanah liat di Madura telah memberikan banyak manfaat bagi para perajin, pengguna dan masyarakat luas.

11. Pasal 11:

Meskipun gerabah masih dibuat sampai sekarang, namun perkembangannya sudah terlihat pada produk modern.

*) Penafian:

Artikel ini ditujukan untuk orang tua saja dan dapat membantu proses belajar anak-anaknya.

Sebelum siswa membaca kunci jawabannya, sebaiknya mereka menjawab sendiri terlebih dahulu kemudian menggunakan artikel ini untuk mengoreksi pekerjaan siswanya.

(Tribunnews.com/Namira Union)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *