TRIBUNNEWS.com – Mantan penasihat keamanan nasional Donald Trump Robert O’Brien mengatakan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) harus dieksekusi menyusul pernyataan jaksa Karim Khan yang meminta surat perintah penangkapan bagi pemimpin Israel.
Hal itu disampaikan O’Brien usai kunjungannya ke Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat lainnya.
O’Brien mengatakan keputusan ICC untuk meminta surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoava Gallant, serta tiga pemimpin Hamas, “tidak rasional”.
“Kita bisa menutup rekening bank (jaksa dan hakim ICC) dalam perjalanan mereka. Kita bisa membatasi visa para jaksa dan hakim korup ini,” ujarnya saat berada di Yerusalem, dilansir Al Arabiya, Rabu (22/5/2024). ).
Dalam kunjungannya ke Israel, O’Brien didampingi mantan Duta Besar AS untuk Uni Emirat Arab (UEA) John Rakolta dan mantan Duta Besar Swiss Ed McMullen.
Reuters melaporkan bahwa perjalanan O’Brien merupakan kasus langka dimana sekutu Trump bepergian ke luar negeri sebagai bagian dari delegasi yang bersiap bertemu dengan pejabat asing.
Selain Netanyahu, delegasi O’Brien juga bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog; Sekretaris Perang Benny Gantz; Dan Yoava Gagah.
O’Brien mengatakan dia tidak punya rencana untuk bertemu dengan pemimpin Palestina itu.
Pada awal tahun 2020, Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatasi perjalanan dan membekukan aset staf ICC yang terlibat dalam penyelidikan AS di Afghanistan.
Namun sanksi dicabut pada awal bulan pertama pemerintahan. Biden menganggap pernyataan ICC merupakan kemarahan
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan Karim Khan tentang rencana ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu, Gallant dan tiga pemimpin Hamas karena kejahatan perang dan kemanusiaan.
Biden menyebut surat perintah penangkapan Netanyahu dan Gallant “keterlaluan”.
“Saya ingin memperjelas: apa pun yang dikatakan jaksa ICC, tidak ada kesetaraan antara Israel dan Hamas,” ujarnya.
Hal serupa juga dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Amerika Serikat telah menolak permintaan jaksa ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel dan Hamas, kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Dia menggemakan posisi Biden dan berkata: “Kami menolak pengadilan yang setara antara Israel dan Hamas.”
Netanyahu mengatakan keputusan ICC “memalukan dan merupakan serangan terhadap negaranya.”
“Saya muak menyangkal perbandingan jaksa penuntut di Den Haag antara demokrasi Israel dan pembunuh Hamas,” katanya.
“Beraninya Anda membandingkan Hamas, yang membunuh saudara-saudara kita, dengan tentara Israel yang melakukan perang yang adil?”
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)