TRIBUNNEWS.COM – Komite Investigasi Rusia telah menangkap Letnan Jenderal Yury Kuznetsov, kepala departemen keuangan Kementerian Pertahanan Rusia.
“Sebuah kasus pidana telah dibuka terhadap Yury Kuznetsov, yang diduga menerima suap dalam skala besar,” kata juru bicara Komite Investigasi Rusia Svetlana Petrenko dalam pernyataannya, Selasa (14/05/2024).
Menurut penyidik, Yury Kuznetsov menerima suap dari perwakilan sistem perdagangan untuk melakukan aktivitas tertentu demi keuntungan mereka dari tahun 2021 hingga 2023.
Kejahatan itu terjadi saat Yury Kuznetsov bekerja sebagai Kepala Direktorat ke-8 Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.
“Selama penggeledahan properti Yury Kuznetsov, 100 juta rubel (sekitar $1,1 juta) dalam mata uang Rusia dan asing, koin emas, jam tangan kolektor, dan barang-barang mahal ditemukan dan hadiah lainnya disita,” kata Svetlana Petrenko, dikutip TASS.
Selain itu, hakim menerima permintaan penyidik untuk menangkap Yury Kuznetsov.
Menurut saluran kabel VChK-OGPU, Yury Kuznetsov ditangkap di rumahnya pada Senin pagi, 13 Mei 2024.
Hari itu, Pengadilan Militer Garnisun 235 menerima materi mengenai pilihan tindakan preventif berupa penyembunyian nama Kepala Staf Kementerian Pertahanan.
Yury Kuznetsov menjadi Kepala Direktorat Personalia Utama pada Mei 2023, menurut situs Kementerian Pertahanan.
Ia mengepalai Direktorat Kedelapan Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, yang mengelola rahasia negara, dari tahun 2010 hingga 2023.
Kasus Yury Kuznetsov terjadi hanya sebulan setelah Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov ditangkap atas tuduhan menerima suap.
Pelanggaran tersebut dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.
Ivanov dituduh menerima suap senilai 1,185 miliar rubel.
Penyelidik yakin dia menggunakan kontraktor dari Kementerian Pertahanan untuk melakukan pekerjaan konstruksi dan perbaikan gratis di properti pribadinya.
Salah satu pendiri Olimpsitistroy, Alexander Fomin, dan pengusaha Sergei Borodin juga terlibat dalam kasus ini, seperti dilansir RBC Russia.
Pengacara Ivanov, Murad Musaev, mengatakan kliennya diduga menerima tawaran dari pekerja konstruksi militer yang diperkirakan berjumlah 1,1 miliar rubel (sekitar $12,2 juta).
Murad Musaev menegaskan tuduhan itu tidak berdasar.
Ivanov dicopot dari jabatannya pada 24 April 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina