Laporan dari Ismoyo dari Tribunnews.com
BERITA TRIBUN.
Kebakaran terjadi di tengah hujan deras di kawasan Balikpapan Barat.
Berdasarkan pantauan X di berbagai konten media sosial, kemungkinan asap hitam terlihat hingga jarak sepuluh kilometer dari lokasi kebakaran. Profil Kilang Minyak Balikappan
Refinery (RU) V Balikpapan merupakan salah satu unit usaha Direktorat Pengolahan Pertamina yang sebagian besar produknya didistribusikan di wilayah Indonesia bagian timur dan sebagian lagi didistribusikan dan diekspor ke wilayah Indonesia bagian barat.
“Kilang Balikpapan merupakan kilang terbesar kedua milik Pertamina,” kata Dodi Yapenang, Area Manager Unit Komunikasi, Komunikasi dan Internasional PT Keelang Pertamina Balikpapan.
Saat ini, menurut Dodi, kilang terbesar yang dimiliki Pertamina adalah Kilang Silacap.
Namun ke depan kilang minyak Balikappan didorong untuk mengembangkan Pertamina
Kilang tersebut diharapkan menjadi kilang terbesar di sektor minyak dan gas negara dalam beberapa tahun ke depan.
“Sekarang Kilang Minyak Balikappan bukan KPI terbesar, yang terbesar adalah Kilang Minyak Silacap. Tapi Kilang Minyak Balikappan benar-benar terdepan dalam pengembangan dan akan menjadi yang terbesar ke depan,” kata Dodi kepada Tribun, Sabtu (2024).
Kapasitas produksinya sekitar 260 MBS (miles/ribu barel per hari), ujarnya Kilang Minyak Pertamina di Balikpapan terbakar sekitar pukul 05.06 Wita pada Sabtu (25/5/2024). (HO)
Lanjutnya, Kilang Balikpapan memproduksi dan mengolah berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) termasuk bahan bakar bersubsidi mulai dari solar hingga perlite.
Dia mengatakan, kilang Balikappan memproduksi bahan bakar bersubsidi seperti perlit dan solar.
Menurut Pertamina, Kilang Balikpapan merupakan salah satu unit usaha Direktorat Pengilangan Pertamina yang produknya didistribusikan di wilayah Indonesia bagian timur dan sebagian produknya diekspor ke wilayah Indonesia bagian barat.
Sejak awal pembangunannya, RU V telah mengalami banyak perbaikan untuk meningkatkan margin dan produktivitas
Menurut Pertamina, produk yang memenuhi Service Level Agreement (SLA) antara lain bahan bakar seperti Premium, Kero, Solar, Pertadex, dan Pertamax.
Selain itu, Kilang Balikpapan juga memproduksi bahan bakar non BBM seperti Smooth Fluid 05 dan LPG.
Seluruh produk yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di wilayah Indonesia Timur
Berlokasi di Kalimantan Timur, kilang tersebut telah beroperasi sejak tahun 1922 dan saat ini memasok 26 persen total kebutuhan bahan bakar Indonesia.
Lokasi RU V sangat strategis untuk menunjang kebutuhan bahan bakar di wilayah Indonesia bagian timur, serta didukung oleh jaringan distribusi yang berkembang baik dengan jaringan pipa distribusi, kapal tanker, dan moda transportasi darat.
Kilang V saat ini memiliki kapasitas penyulingan minyak sebesar 260 MBSD (mil/seribu barel), setara dengan 25 persen kapasitas intake nasional dan 15,6 persen pangsa pasar bahan bakar nasional. Kapasitas kilang RU V akan diperluas menjadi 360 MBSD