TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Terkini) Andi Amran memberikan motivasi kepada para pendidik dan petani dalam berbagai kesempatan untuk meningkatkan semangat meningkatkan produktivitas pangan.
Beliau berharap agar para penyuluh pangan dapat menjadi pahlawan pangan dan pionir menuju swasembada pangan.
Amran menegaskan, instruktur tidak boleh mengeluh dan harus mengubah pola pikir serta keluar dari zona nyaman untuk meraih kesuksesan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengakui inovasi teknologi bersama sumber daya manusia dan infrastruktur menjadi pengungkit utama efisiensi dan daya saing sektor pertanian.
“Inovasi teknologi ini dapat dipraktikkan sehingga memerlukan sumber daya manusia yang handal, profesional, dan berdaya saing teknologi.” “Ada tugas pelatih,” kata bos lembaga Dedi.
Oleh karena itu, para profesional konsultan harus meningkatkan atau meningkatkan keterampilan teknologi informasi (TI) mereka dan menjadi akrab dengan teknologi.
“Suka atau tidak suka, para penyuluh harus memasuki era 4.0 yang kini telah mewujudkan teknologi yang lebih efisien dan produktivitas yang lebih tinggi.” “Contohnya traktor sekarang sudah pakai internet”, ujarnya.
Hal itu terungkap dalam Diskusi Ngobrol Seru (Ngobras) Jilid 14 bertema Reposisi Sistem Penyuluhan Pertanian Menuju Pertanian Mandiri, Modern, dan Berkelanjutan di AOR BPPSDMP pada Selasa (14/05/2024).
Ketua Harian DPP PERHIPTANI Fathan A. Rasyid menjelaskan, sistem penyuluhan pertanian merupakan serangkaian pengembangan keterampilan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap para pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Harus ada sistem penyuluhan karena ini penting untuk keberlanjutan.
Lebih lanjut Fathan menjelaskan, Persatuan Penyuluh Pertanian atau PERHIPTANI merupakan organisasi profesi yang didirikan pada tanggal 6 Juli 1987 di Subang, Jawa Barat.
PERHIPTANI berdasarkan Pancasila bermakna ilmu pengetahuan, keterampilan, persaudaraan, kemasyarakatan dan kemandirian serta tidak berkaitan dengan organisasi politik.
“Salah satu tujuan PERHIPTANI terkait AD/ART adalah meningkatkan profesionalisme guru pertanian dan kesejahteraan guru pertanian,” jelas Fathan.
Fathan menegaskan, memperkaya kebijakan sistem penyuluhan berarti kejelasan aturan, dimana revisi undang-undang penyuluhan harus jelas dan penyuluhan identik dengan pendidikan nonformal di luar sekolah atau urusan wajib bersama.
Oleh karena itu, diperlukan penguatan strategi, kebijakan, program dan kegiatan secara konsisten.