News Life – Amerika Serikat telah memerintahkan kapal induknya USS Dwight D Eisenhower kembali ke Laut Merah untuk melawan Yaman setelah kapal induk tersebut ditarik dari Laut Merah ke Mediterania pada April lalu.
Kapal tersebut kembali ke Laut Merah ketika angkatan bersenjata Yaman melanjutkan operasi angkatan laut mereka terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Teluk Aden dan Samudera Hindia.
Amerika Serikat dan Uni Eropa sejauh ini gagal membentuk aliansi untuk menentang Yaman.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Al Arabiya pada 7 April bahwa kapal induk USS Eisenhower telah kembali ke Laut Merah setelah mundur ke Laut Mediterania pada bulan April.
“Kapal induk USS Dwight D Eisenhower (CVN-69) telah kembali ke Laut Merah setelah dikerahkan selama lebih dari 200 hari,” menurut USNI News.
Kapal tersebut melakukan persinggahan pertamanya sejak Oktober di Teluk Souda, Kreta, sebelum kembali ke Laut Merah.
USS Eisenhower awalnya dikerahkan ke Laut Merah pada 13 Oktober, hanya beberapa hari setelah Operasi Banjir Al-Aqsa Hamas di wilayah Israel.
Angkatan bersenjata Yaman baru-baru ini mengumumkan perluasan operasi mereka ke Laut Mediterania.
USS Eisenhower telah banyak terlibat dalam upaya untuk mencegat serangan yang sedang berlangsung dari Yaman yang menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel dan kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel.
AS dan Inggris melancarkan kampanye pengeboman terhadap Yaman pada Januari 2024 untuk mencegah Yaman menerapkan blokade laut.
Namun serangan itu tidak menghasilkan apa-apa selain menempatkan kapal-kapal Amerika dan Inggris di garis tembak.
Sementara itu, upaya militer Uni Eropa untuk menghalangi angkatan bersenjata Yaman juga gagal.
Komandan misi militer Uni Eropa di Laut Merah baru-baru ini memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki cukup kapal untuk mengatasi operasi angkatan laut angkatan bersenjata Yaman yang sedang berlangsung.
Pada bulan yang sama ketika Eisenhower meninggalkan Laut Merah, Prancis menarik fregat FREMM Alsace dari wilayah tersebut karena tingkat ancaman tak terduga yang dihadapinya, dan Belgia mengumumkan akan menunda pengerahan fregat Louise-Marie “tanpa batas waktu”. setelah kapal tersebut gagal dalam serangkaian uji teknis.
Menurut komandan operasi Aspides Yunani, Laksamana Muda Vasileios Griparis, tingkat ancaman tetap sama sejak UE meluncurkan misi angkatan lautnya di Laut Merah pada bulan Februari.