TRIBUNNEWS.COM – Abu Ubaida, juru bicara Brigade Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengatakan mereka kehilangan kontak dengan anggota Hamas yang menjaga empat sandera.
Salah satu sandera adalah Harsh Goldberg Bolin, warga negara Israel dan Amerika.
Dia mengatakan pada Senin (13 Mei 2024): “Karena pemboman brutal Zionis dalam 10 hari terakhir, kami kehilangan kontak dengan para jihadis yang menjaga empat tahanan Zionis, termasuk DePauw Bolling.”
Hersh Goldberg Bolling sebelumnya meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskannya dalam video yang dirilis Brigade Qassam pada akhir April 2024.
“Netanyahu dan pemerintahannya seharusnya malu pada diri mereka sendiri karena Anda mengabaikan kami dan ribuan warga sipil. Anda seharusnya malu pada diri sendiri karena meninggalkan kami selama 200 hari,” katanya dalam sebuah video bulan lalu.
Menurut Al Arabiya, dia lebih lanjut berkata, “Semua upaya tentara telah gagal. 70 tahanan seperti saya tewas dalam pemboman angkatan udara. Anda juga harus malu pada diri sendiri karena Anda menolak semua yang ditawarkan kepada Anda. “
Sebelumnya pada Sabtu (11/5/2024), Brigade Qassam juga merilis video yang mengumumkan kematian sandera Nerim, Nadav Boublebil (51), yang memiliki kewarganegaraan Israel dan Inggris.
Sebulan lalu, dia disakiti oleh Judy Feinstein.
Seminggu yang lalu, Abu Ubaida mengumumkan bahwa Weinstein, 70, meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam pemboman di Jalur Gaza yang diduduki Israel sebulan sebelumnya.
Pada saat yang sama, pasukan pendudukan Israel mengumumkan bahwa 19 tentara terluka akibat penembakan yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya bahwa 19 tentara Israel terluka dalam pertempuran darat di Jalur Gaza, 14 di antaranya terluka.
Pada Minggu (12/5/2024), pasukan pendudukan mengumumkan 50 tentara dan perwira terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Menurut pasukan pendudukan, 620 petugas dan tentara telah tewas sejak operasi banjir Masjid Al-Aqsa.
Meski jumlah korban tewas tentara Israel sejak serangan darat telah mencapai 272 pejabat, Hamas mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi dan Israel sengaja menyembunyikan jumlah korban tewas tentaranya. Jumlah korban
Israel terus melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.091 orang sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Selasa (14/5/2024), dengan 78.827 lainnya luka-luka dan 1.147 lainnya luka-luka. Menurut Anadolu Agency, kematian tersebut terjadi di wilayah Israel.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk melawan pendudukan dan kekerasan Israel terhadap Al-Aqsa.
Israel memperkirakan Hamas masih menyandera sekitar 136 orang di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Di saat yang sama, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023, lebih dari 8.000 warga Palestina masih ditahan di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel