TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan) menekankan pentingnya integrasi sistem peternakan, khususnya peternakan melalui pemanfaatan hutan.
Hal ini juga diperlukan untuk pengembangan sapi perah.
Menteri Pertanian Amran mengatakan, satu ekor sapi membutuhkan 50 kilogram rumput.
Petani harus memfermentasi dan mencampur pakan dengan jerami untuk memenuhi permintaan ini.
Menurutnya, hal ini harus diperhatikan dalam mengintegrasikan hutan dengan sapi, ujarnya.
Hal ini penting untuk meningkatkan jumlah sapi dan mengurangi biaya pakan. Jika integrasi lahan hutan dengan sapi berhasil, maka sapi tersebut dapat diprogram untuk beranak setahun sekali.
Amran mengaku akan berkoordinasi dengan Perhutani untuk mencari lahan pertanian. Setidaknya dibutuhkan lahan seluas 10.000 hektar untuk meningkatkan produktivitas daging sapi dan susu.
Sementara itu, Mentan menyambut kegiatan Penyuluhan Petani (MSPP) edisi ke-11 di Aula AOR, Jumat (04/05/2024) Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan Profesi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), mengatakan yang terbaik petani adalah petani, yang membuat Anda tersenyum pada diri sendiri dan orang di sekitar Anda.
Dengan tersenyum karena biaya produksinya rendah, produktivitasnya karena hasilnya melimpah, dan kualitas hasil pertaniannya.
Petani juga diharapkan mampu melakukan aktivitas pertanian. Kegiatan pertanian dengan pengelolaan pengupahan, pemanfaatan teknologi informasi, pemanfaatan teknologi pertanian demi efisiensi pertanian,” jelas Kepala Dinas Dedi.
Kabadan mengungkapkan integrasi produksi tanaman dan peternakan merupakan salah satu efisiensi peningkatan produksi, sistem yang dapat menurunkan HPP.
Pertanian menghasilkan semua kebutuhan makhluk hidup. Selain itu, pertanian menghasilkan oksigen, menghemat air, dan menyediakan tempat berlindung.
Direktur Sumber Daya MSPP Ardiani Agustina Fari, Ditjen PKH mengatakan, strategi peningkatan produksi melalui integrasi bertujuan untuk menciptakan produk peternakan yang kompetitif dan berkelanjutan dengan tujuan akhir meningkatkan produktivitas melalui integrasi.
Strategi yang layak dilakukan adalah pengembangan peternakan dengan sistem terpadu, pengelolaan pakan melalui bank pakan dan pemanfaatan sisa kotoran (pupuk kandang) sebagai pupuk organik.
Selain itu, ada bank, perusahaan publik, dan dukungan asuransi hewan, jelasnya.
Ardiani menambahkan, tantangan dan hambatan pengembangan integrasi peternakan antara lain adalah perubahan budaya peternakan di daerah, khususnya peralihan pola peternakan manusia ke peternakan modern.
Permasalahan lainnya adalah terbatas dan sulitnya akses terhadap tambahan lahan baik untuk pakan maupun ternak, serta sulitnya akses bagi peternak terhadap tambahan modal usaha.
Terakhir, terbatasnya sumber daya manusia yang mau dan mampu memelihara peternakan yang ada saat ini dan terintegrasi, tambahnya.