Laporan reporter Tribunnews.com Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – “Ada drone di atas.”
Perkataan itu membuat wartawan bergegas meninggalkan balkon Gedung Kejaksaan Agung Kartika menuju taman depan.
Awalnya tidak ada perbedaan pada Selasa (21/5/2024).
Usai Ashar hingga menjelang Maghrib, Penyidik Khusus Kejaksaan Agung masih sempat mengirimkan beberapa siaran pers mengenai perkembangan kasus tersebut.
Saat itu, pimpinan tertinggi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah menjawab beberapa pertanyaan bersama Direktur Penyidikan dan Kepala Cabang Tipikor dan Pencucian Uang.
Candaan masih diselingi tanya jawab sehingga menciptakan suasana meriah. Terkadang dia tertawa. Dia santai, tidak gugup sama sekali.
Setelah wawancara, mereka kembali ke rumah.
Sekitar pukul 19.00 WIB suasana berangsur berubah.
Polisi terlihat memasuki lapangan di depan rumah Kartika.
Mereka serentak mengatakan bahwa drone itu baru saja lewat. Namun identitas drone tersebut tidak diketahui karena hanya membutuhkan waktu beberapa detik.
Belakangan, tim penyerang drone disiagakan.
Dari pinggir taman dekat parkiran Gedung Utama, tampak empat orang berpakaian serba hitam tampak waspada bersenjatakan drone.
Tak sampai di situ, rupanya beberapa petugas keamanan Kejaksaan Agung yang berpatroli di pintu belakang (Jalan Bulungan) mengenakan rompi hitam.
Dua kendaraan TNI Angkatan Darat (PM) terparkir di depan gerbang dalam, tak seperti pada hari-hari biasa.
Pengamanan di Kompleks Kejaksaan juga diperkuat oleh anggota TNI lainnya.
Sebagian besar awak kapal terlihat mengenakan seragam harian pelaut TNI Angkatan Laut.
Kemudian sekitar pukul 22.40 WIB, empat mobil Brimob berwarna hitam mencurigakan melaju di depan pintu gerbang Kantor Kejaksaan Agung di Jalan Bulungan. Sejenak dia berhenti dan menyalakannya.
Sama seperti tadi malam, Senin (20/5/2024).
Saat itu, rombongan Brimob sedang mengeluarkan mobil (Raisa) berisi sepeda motor yang melintas di Kejaksaan sekitar pukul 23.00 WIB.
Hal itu dilakukan dalam video yang memperlihatkan kelompok tersebut di depan kantor kejaksaan.
Namun malam itu, pengamanan tidak seketat Selasa (21/5/2024).
Selasa (21/5/2024), empat kendaraan Brimob mencurigakan melintas, dua kendaraan PM yang terparkir di dalam gerbang, langsung bergerak keluar gerbang.
Pengamanan tambahan juga dilakukan dari berbagai sumber, termasuk dari Polsek Kebayoran Baru.
Sebab, mobilnya terparkir di pinggir jalan depan pintu Kejaksaan.
Banyak anggota berseragam juga terlihat menyebar di sepanjang Jalan Bulungan malam itu.
Kejaksaan kemudian merilis keterangannya mengenai kejadian malam itu.
Dia mengatakan peningkatan pengamanan merupakan hal yang tidak biasa ketika Kejaksaan Agung sedang menangani kasus besar.
Diketahui, Kejaksaan saat ini sedang menangani beberapa kasus korupsi yang merugikan pemerintah dan disebut sangat serius.
Diantara kasus-kasus tersebut adalah korupsi timah, impor gula, emas, dan lain-lain.
Kita perlu meningkatkan keamanan,” kata Direktur Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana, Jumat (24/5/2024).
Sementara terkait drone yang melintas di Kejaksaan Agung hingga disiagakan tim penembakan, Ketut mengatakan hal tersebut merupakan hal yang wajar.
Mungkin drone beberapa kali berputar, itu biasa bagi kami. Itu pemerintahan atau kantor pemerintah. Keamanannya harus baik, katanya.
Ketut tak mau menceritakan pokok cerita yang dibicarakannya sehingga membuat Kejaksaan meningkatkan pengamanan.
Ia pun membantah ada kaitan peningkatan pengamanan dengan kejadian yang menimpa Jampidsus Febrie Adriansyah.
Seperti diberitakan dalam artikel tersebut, dikatakan bahwa Tn. Jampidsus Febrie diikuti beberapa orang yang diduga anggota Densus 88 Polri.
Hal itu terjadi beberapa waktu lalu saat mereka sedang makan malam di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
“Saya tidak mengerti. Jampidsus tidak terjadi apa-apa. Biasa saja. Semua berjalan seperti biasa. Keamanan normal jika ada peningkatan signifikan dalam aktivitas kriminal,” ujarnya.