Israel Takut Kena Blacklist PBB setelah Bunuh Ribuan Anak di Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Israel khawatir akan disinggung oleh PBB dalam laporan mendatang.

Perwakilan Sekretaris Jenderal Urusan Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba, menyusun laporan untuk memasukkan Israel ke dalam daftar hitam sebagai salah satu dari 8 negara yang merugikan anak-anak di zona konflik.

Laporan tersebut menyoroti agresi Israel yang mengakibatkan kematian dan cederanya ribuan anak di Jalur Gaza.

Laporan yang disiapkan oleh Perwakilan Sekretaris Jenderal Urusan Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Virginia Gamba, diharapkan bisa terbit bulan depan (Juni), kata Yedith Ahronth, Kamis (5/2/2024).

Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berulang kali mengkritik Israel atas agresinya di Jalur Gaza.

“Pernyataan berulang-ulang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, terutama terkait perang di Jalur Gaza, semakin meningkatkan ketakutan Israel bahwa PBB akan memasukkan Israel ke dalam daftar hitam untuk pertama kalinya,” ujarnya.

Menurut perkiraan, Israel mungkin masuk dalam daftar hitam ini karena kejahatannya dalam agresi yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Israel meminta PBB tidak masuk daftar hitam

Sementara itu, para pejabat Israel berusaha meyakinkan PBB untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam PBB.

Hebrew Broadcasting Corporation mengatakan Israel bekerja di belakang layar untuk membujuk PBB agar memperbaiki sejumlah “distorsi” dalam rancangan laporan tersebut.

Tahun lalu, Israel mencoba mengubah rancangan tersebut melalui Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, sehingga Israel tidak masuk dalam rancangan sebelumnya.

“Upaya perubahan rancangan laporan tersebut berhasil setelah perwakilan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, tiba di Israel untuk dikunjungi pejabat PBB, dan mereka bertemu dengan kepala staf militer, Aviv Kochavi,” menurut media tersebut.

Berkat kerja keras Anda, Israel tetap keluar dari daftar hitam, katanya.

Jika Israel masuk daftar hitam, maka akan dikenakan sanksi, seperti boikot terhadap perusahaan komersial dan perusahaan senjata. Jumlah korban

Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, antara Sabtu (10/7/2023) hingga Kamis (02/05/2024) jumlah warga Palestina yang tewas bertambah menjadi 34.596 orang dan 77.815 lainnya luka-luka, sedangkan di Israel 1.147 orang tewas. wilayah tersebut, seperti dilansir Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk menentang pendudukan dan penganiayaan Israel terhadap Al-Aqsa.

Israel memperkirakan setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Hamas masih menyandera sekitar 136 sandera di Jalur Gaza.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *