Pakar Komunikasi Tanggapi Pernyataan Luhut Soal ‘Toxic’: Tak Mau Diajak Kerja Sama tapi Suka Ganggu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto serius mempertimbangkan pesan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk tidak memasukkan orang-orang “beracun” dalam pemerintahan.

Hal tersebut disampaikan pakar komunikasi Anthony Leong yang mengaku setuju dengan usulan Luhut soal masuknya orang-orang “beracun” ke dalam pemerintahan.

Menurutnya, hal ini lebih merugikan dibandingkan menguntungkan.

“Orang-orang beracun yang dimaksud Luhut adalah mereka yang akan membebani kerja presiden, mereka yang dapat merugikan pemerintah dan tidak loyal,” kata Anthony Leong, Selasa (5 Mei 2024).

Menurut Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), pihak yang menyatakan dirinya penentang tentu tidak mau berkontribusi kepada pemerintah.

Padahal, kata dia, orang-orang seperti itu justru akan menambah beban Prabowo dalam menjalankan pemerintahan.

Selain itu, Prabowo Subianto juga secara terang-terangan meminta pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama untuk tidak ikut campur dalam menjalankan pemerintahan terpilih saat menghadiri rapat koordinasi Bimtek nasional dan PAN di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 9 Mei 2024. .

“Indonesia tidak bisa dihentikan. Kecuali jika elite Indonesia tidak bisa atau tidak mau bekerja sama, itulah kuncinya. Jadi saya akan terus berjuang bersama dengan semua kekuatan yang mau bekerja sama dan dengan yang tidak mau bekerja sama, tidak apa-apa. ‘ kata Prabu.

Prabowo kemudian meminta pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama untuk tidak ikut campur. Ia menegaskan, pihaknya hanya ingin bekerja untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Anthony menambahkan, pernyataan Prabowo sejalan dengan gagasan bahwa orang-orang “beracun” dan oposisi tidak boleh diundang ke Kabinet, karena dapat mengganggu stabilitas pemerintahan.

“Mereka yang terang-terangan menyatakan dirinya oposisi dan tidak mau berkontribusi pada pemerintahan Prabowo mungkin bisa menjadi indikasi apa yang dimaksud Pak Luhut,” jelas pria yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Sosial Marga China-Indonesia ini. PSMTI). .

Menurut Anthony, ada kekhawatiran jika orang-orang tersebut masuk ke pemerintahan akan merusak citra pemerintah dan calon presiden terpilih.

“Pak Prabowo harus sangat selektif dalam memilih calon pembantunya di pemerintahan mendatang. Jangan sampai salah mengambil keputusan karena khawatir akan menjadi beban di kemudian hari,” tegas Antonio.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *