Laporan jurnalis Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM – Penurunan pasar mobil listrik global membuat CEO Lamborghini Stephan Winkelmann mengatasi kekhawatirannya terhadap supercar serba listrik.
Bos Lamborghini mengatakan supercar tersebut kurang memiliki “aspek emosional” dibandingkan supercar bertenaga ICE dan saat ini menunjukkan sedikit potensi penjualan.
Meskipun permintaan yang tinggi untuk mobil hybrid plug-in Lamborghini Revuelto, Winkelmann mengatakan supercar listrik murni “sejauh ini belum terjual dengan baik”.
Menurut Carscoops, Winkelmann tidak menganggap performa sebagai masalah bagi mobil listrik, namun ia mengatakan beberapa aspek emosional dari supercar bertenaga ICE tidak dapat ditiru.
Mobil dengan teknologi hybrid plug-in yang mempertahankan mesin V12 pada model Revuelto atau V8 pada Temerario dan Urus tidak memiliki masalah ini, dengan motor listrik dan baterai yang memungkinkannya berjalan dalam mode nol emisi.
Untuk masa depan yang berkelanjutan, Lamborghini terbuka terhadap bahan bakar elektronik sintetis, yang saat ini sedang dikembangkan oleh mitra VW Group, Porsche.
Perlu dicatat bahwa Uni Eropa ingin secara efektif melarang penjualan kendaraan bertenaga ICE pada tahun 2035, meskipun rencana tersebut dapat diubah untuk mengecualikan bahan bakar elektronik.
Lamborghini saat ini menawarkan rangkaian hybrid plug-in yang terdiri dari Urus dan Revuelto, yang akan segera bergabung dengan Temerario.
Mobil listrik pertama pembuat supercar tersebut adalah crossover Lazandor dan diperkirakan akan tiba pada tahun 2028.
Perusahaan juga berupaya meningkatkan rantai pasokan dan fasilitas produksinya untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 40 persen pada tahun 2030.