TRIBUNNEWS.COM – Pakar Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengkritik Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) “tetap sibuk”.
Menurut Ngabalin, pernyataan Djarot terkesan dibuat-buat.
Ia pun meminta Djarot tidak memanaskan situasi.
Apalagi perselisihan Pilpres 2024 telah berakhir dan Prabowo Subianto telah menjadi presiden terpilih 2024.
“Iya (iya). Jangan lagi menyebarkan berita bohong, situasi sudah tenang. Ada presiden baru,” kata Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Ngabalin menjelaskan, agenda Presiden Jokowi sangat luas.
Apalagi tahun ini merupakan tahun terakhir kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Jangan bicara seperti itu (Pak Djarot). Namanya juga Presiden, jadwalnya padat sekali.”
“Kalau ada yang bilang Presiden sibuk, namanya Presiden, agendanya kemana-mana,” jelas Ngabalin.
Bahkan, dia siap menunjukkan agenda Jokowi jika dirasa perlu.
“Jika saya tahu seseorang mengetuk pintu saya, saya bisa mengambil jadwal presiden, jadi saya bisa melihat semua jadwal acak.”
Termasuk masyarakat Sulawesi Selatan, Pontianak, dan Aceh, tegas Ali.
Di sisi lain, Ngabalin memahami diundang atau tidaknya Jokowi merupakan hak internal PDIP.
Ali pun mengaku tak ingin terlibat dalam masalah tersebut.
“Tergantung juga apakah PDIP punya kewenangan karena ini internal organisasi, partai, kami tidak terlibat,” kata Ngabalin.
Sementara itu, Istana membeberkan jawaban Jokowi yang tak diundang dalam Rakernas ke-5 PDIP.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, Presiden Jokowi tetap menghormati keputusan PDIP meski tidak menerima undangan.
Ari mengatakan, Presiden selalu menghormati PDIP, baik diundang atau tidak dalam Rakernas PDIP.
“Diundang atau tidak, Presiden selalu menghormati dan mengapresiasinya,” ujarnya, Jumat (17/5/2024). pernyataan PDIP
Sebelumnya, Djarot membeberkan alasan PDIP tak mengundang Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 di Beach City International, Ancol, Jakarta, 24-26 Mei 2024 mendatang.
Pasalnya, Jokowi dinilai sedang sibuk.
Yang jelas presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa? Karena beliau sangat sibuk dan sibuk terus, kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (16/5/2021). 2024).
Selain itu, kata Djarot, hanya kader dan anggota partai besutan Megawati Soekarnoputri yang akan menghadiri Rakernas V PDIP.
Jadi ini hanya internal PDIP, pesertanya internal PDIP, kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Rakernas ini, lanjut Djarot, khusus dihadiri para pengurus DPP PDIP yaitu presiden, sekretaris, bendahara DPD dan DPC PDIP, serta para kepala daerah PDIP dan petahana serta kepala daerah. terpilih. anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Kemudian nanti akan ditentukan anggota DPRD, kabupaten kota seluruh Indonesia, organ dan sayap partai, serta undangan, kata Djarot.
Tema Rakernas ke 5 adalah Satya Eva Jayate, Kebenaran Akan Menang dan subtemanya Kuatnya Persatuan Umat, Jalan Kemenangan Kebenaran.
Rapat Kerja Nasional akan diawali dengan menyalakan Api Perjuangan dari Api Abadi Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.
Berikutnya, apinya ditempatkan di area Rapat Kerja Nasional dan menjadi api semangat untuk mengkonsolidasikan partai dan memenangkan Pilkada Serentak 2024.
“Dengan menyalakan Api Perjuangan, PDIP mengajak seluruh parpol, penyelenggara pemilu, dan pemerintah Indonesia untuk belajar dari dunia olahraga,” kata Djarot.
Djarot menyebut kebakaran ini sebagai pengingat bahwa dunia olahraga selalu menaati aturan, menjunjung tinggi semangat olahragawan, dan wasit harus independen.
“Dalam dunia olahraga, kecurangan sangat dilarang. Penggunaan doping dan berbagai bentuk kecurangan merupakan pelanggaran etika dan hukum yang serius,” kata Djarot.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga berharap api perjuangan bisa menjadi penerang di tengah Indonesia yang sedang mengalami kegelapan demokrasi.
“Kegelapan demokrasi yang tengah mempersatukan Indonesia saat ini diharapkan dapat diatasi dengan api perjuangan seluruh komponen bangsa, khususnya generasi muda dan mahasiswa, kelompok masyarakat sipil, pers, seniman dan masyarakat. tokoh budayawan, guru, politisi yang berjiwa kenegaraan,” kata Djarot.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Suci Bangun Dwi Setyaningsih/Taufik Ismail/Fersianus Waku)