Laporan jurnalis Tribunnews Tawfiq Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terus memantau fenomena banjir lahar dingin di Sumatera Barat.
Ia mengarahkan Kepala BPP TNI Letkol Suhariant untuk mengawasi penanganan bencana.
“Saya terus memantau perkembangan banjir di kawasan Tanada Tar, Sumbar, dan menyuruh NNP P segera datang dan kami tiba di lokasi kejadian dan menginformasikan situasi banjir dan dikonfirmasi melalui telepon.”
Jokowi mengaku sempat ingin terjun langsung ke lokasi bencana, namun akan menyesuaikan waktunya. Lebih lanjut dia menyatakan, wilayah sekitar wilayah terdampak rawan gempa.
“Saya juga ingin ke sana, tapi saya masih mengatur waktu. Banyak gempa di jalan, jadi pengungsi juga terorganisir. Nanti kalau ada waktu, saya akan segera pergi. Memberikan dukungan dan solusi ” kepada Sumatera Barat dan masyarakat yang terkena dampak. ”
Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut di enam kabupaten dan kota di provinsi Sumatera Barat untuk mencari masyarakat yang sebelumnya terkena dampak banjir lahar dingin dan gempa bumi.
Menurut Kepala BPP TNI Letkol Suhariant, 50 orang tewas dalam bencana tersebut. Sementara itu, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.996 orang dievakuasi.
Rincian korban meninggal tersebut antara lain di Padang Panjang dua orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Thana Datar 19 orang, Kota Padang satu orang, dan Kabupaten Padang Pariaman delapan orang.
“Informasinya akan terus bertambah. Prime time di Basarnas 6 x 24 jam, jadi alat berat harus datang secepatnya untuk mencari orang (korban) yang hilang. Kami akan temukan. Kalau ada korban dari pihak keluarga atau ahli waris , Suharyanto meminta, Selasa (14 Mei 2024) untuk melanjutkan pencarian, dengan mengatakan ya, kita harus mencarinya.
Menurut Suharyanto, tindakan darurat yang dilakukan saat bencana antara lain pemulihan alat berat jalan dari lokasi terdampak, pemindahan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.
Selain memberikan bantuan kepada korban dalam aspek pencarian dan penyelamatan, pemerintah juga berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana.
“Kami sepakat dan menjamin bahwa kebutuhan dasar di daerah yang terkena dampak harus terpenuhi secara memadai bagi para korban, korban luka atau pengungsi, dan sudah memberikan pertolongan pertama berupa perlengkapan rumah tangga dan hal ini perlu terus dievaluasi seiring dengan pembangunan berkembang,” kata Suhariant.
Logistik dan evakuasi warga masih dilakukan hingga Senin sore. Suharyanto mengatakan masih ada wilayah dan jalur yang ditutup dan diisolasi, namun upaya pertolongan dilakukan melalui angkutan udara dan jembatan darurat berbasis udara.