Siasat Produsen Narkotika di Citeureup Bogor: Pura-pura Buka Bengkel hingga Pasang Peredam Suara

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Polisi membongkar rumah pabrik penghasil narkotika PCC di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Penyerang mengubah rumah kontrakan menjadi bengkel untuk menjaga keamanan warga sekitar selama tujuh bulan.

Pelaku tinggal di gedung apartemen tersebut dan menata kawasan tersebut agar warga yang berkunjung mengetahui bahwa itu adalah tempat pembuatan mobil.

Untuk meyakinkan warga sekitar bahwa ini adalah bengkel, terkadang pekerja melakukan pekerjaan seperti bengkel pada umumnya.

“Kebanyakan bunyi-bunyian yang menurutnya bisa benar kalau pekerjaannya reparasi mekanis, biasanya bunyi-bunyian seperti roda putar atau las, tapi sedikit-sedikit, lebih sering,” kata ketua RT setempat. . Jamaludin, Sabtu (18/5/2024).

Dalam situasi seperti ini, warga yakin tempat tersebut selalu merupakan bengkel mobil.

Apalagi, kata dia, para tetangga di rumah itu belum pernah mendengar mesin yang digunakannya sehari-hari.

Jamaludin yang sempat melihat ke dalam rumah juga melihat kondisinya sangat sunyi sehingga warga sekitar tidak bisa mendengar saat para pembunuh sedang membangun.

“Di kamarnya ada speakernya. Tapi di ruang dinding saja, kalau ada dindingnya pakai tabung. Di mana ada tabung, pasti ada mesinnya,” tuturnya.

Untuk lebih jelasnya, terungkapnya kasus ini bermula dari ditangkapnya seorang pria bernama depan MH (43) yang hendak menyuplai barang ilegal dengan meneruskan ke sebuah toko di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Pelaku yang menggunakan kendaraan roda empat Suzuki APV warna putih bernomor registrasi F 1866 HH berhasil diamankan Satres Narkoba Polda Metro Jaya pada Rabu (15/05/2024) malam.

Berdasarkan hasil interogasi, pelaku pembuatan obat ilegal berbahan campuran Paracetamol, Kafein, dan Carisprodol mengaku berada di wilayah Bogor.

Polisi kemudian bergerak ke lokasi kejadian dan menemukan banyak barang bukti.

Rekomendasi keamanan tersebut antara lain berupa tiga mesin cetak dan bahan berbentuk bubuk dan cair untuk produksi narkotika.

Berikutnya adalah 1,2 juta pil PCC dan ratusan botol kosong berisi obat. data MH

Jamaludin mengatakan MH dikenal sebagai sosok intelektual di masyarakat setempat.

“Kadang suka ngobrol, tapi jarang. Dia mudah beradaptasi dan baik. Baik juga untuk lingkungan,” kata Jamaludin.

Karena nyaman dengan masyarakat, langkah MH pun tidak disangka-sangka.

“Tidak ada kecurigaan dia melakukan sesuatu yang tidak diketahui RT,” ujarnya.

MH sudah menyewa tempat ini selama tujuh bulan.

Ia mengaku berasal dari daerah Sukabumi.

“Awalnya dia bilang dia dari Sukabumi. Lalu saya tanya identitasnya, karena dia tidak membawa identitasnya. Dia kasih ke saya, dan saat dia tanya nomor WA saya,” kata Jamaludin.

Dalam situasi tersebut, Jamaludin mengaku kalah.

Bukan pengedar kecil, tapi pengedar besar. Tentu saja RT dan warga tertipu,” kata Jamaludin.

Kedepannya, ia akan menyelidiki secara cermat warga luar daerahnya yang ingin tinggal di kotanya.

“Ya, dalam beberapa hari mendatang kami akan menyelidiki secara menyeluruh sehingga tidak akan ada kejahatan dan situasi seperti itu di rumah saya,” katanya.

Pengarang : Muamarrudin Irfani

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Strategi Industri Narkotika Dalam Negeri di Citeureup Bogor, Kriminal Masukkan Agen ke Ruang Produksi.

A

Kemudian RT memperlihatkan sosok pelaku industri narkotika di Citeureup Bogor yang kelakuannya membuat bingung warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *