TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menderita korban jiwa menyusul serangan pada Minggu (5/5/2024) dalam apa yang disebut sebagai serangan yang tidak biasa.
Diketahui, perlawanan Palestina membombardir pertemuan tentara Israel di persimpangan Keram Shalom (Karem Abu Salem) di selatan Gaza.
Beberapa surat kabar dan situs Israel melaporkan bahwa 10 tentara terluka setelah serangan itu, beberapa di antaranya serius.
Brigade al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestina Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Al-Qassam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya membombardir pos Keram Shalom dan daerah sekitar pasukan musuh dengan roket jarak pendek dan roket Rajum 114 mm.
Setidaknya 3 personel IDF tewas dan 10 luka-luka, beberapa di antaranya serius, lapor TV al-Aqsa, mengutip sumber keamanan dan lapangan perlawanan Palestina, menurut Palestine Chronicle.
TV Al-Aqsa menambahkan bahwa operasi tersebut menargetkan komando Israel yang baru dibentuk di sebelah timur pos militer Kerem Shalom.
Menurut laporan, tujuan dari pos ini adalah untuk mengarahkan pemboman yang menargetkan provinsi Rafah dan untuk merencanakan operasi di Rafah.
Dan itu menjadi pos militer bagi perwira Shin Bet dan jenderal Israel.
Sementara itu, menurut surat kabar Israel “Yedioth Ahronoth”, lebih dari 10 orang terluka akibat serangan roket yang tidak biasa yang ditembakkan dari kawasan Rafah di Keram Shalom.
Ada juga 14 roket dan bom mortir.
“Ini adalah insiden yang sangat tidak biasa yang terjadi setelah berbulan-bulan pertempuran sengit di Jalur Gaza,” lanjut surat kabar tersebut.
Setelah serangan itu, helikopter dan pesawat dikerahkan untuk mencari daerah tersebut dan mengevakuasi tentara Israel yang tewas atau terluka parah. Pembaruan korban di Gaza
Israel terus menyerang Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas.
Sekitar 34.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Sebanyak 78.000 orang lainnya terluka, menurut data yang diberikan oleh otoritas kesehatan Palestina, yang dikutip oleh Anadolu Agency.
Perang Israel yang berlangsung selama hampir tujuh bulan telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi karena terkepung makanan, air bersih dan obat-obatan, menurut PBB.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)