Laporan jurnalis Tribunnews.com Alfarizi AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guinea U23 akan menghadapi Indonesia U23 di babak play-off Olimpiade Paris 2024.
Perebutan tiket terakhir Olimpiade Paris 2024 akan berlangsung pada Kamis, 5 September 2024 di stadion Centre National du Football di Paris, Prancis.
Pelatih Guinea U-23 Kaba Diwara mengatakan timnya siap memberikan segalanya menjelang pertandingan tersebut.
“Jadi sudah waktunya, kita ikuti, kita ikuti, kita adaptasi. Itu tugas kita,” kata Kaba Diwara dalam unggahan resmi @feguifootofficiel.
“Yang terpenting, kita harus memanfaatkan semua peluang yang ada,” lanjutnya.
Kaba Diwara mengatakan, tiket Olimpiade Paris 2024 saat ini sudah ada di tangan para pemain.
Menurut pelatih berusia 48 tahun itu, timnya saat ini belum memiliki “kartu joker” untuk menang.
“Kami tidak punya alasan apa pun, kami tidak punya ‘kartu jajanan’ lagi,” kata Kava Diwara.
“Kami berada di babak playoff pada hari Kamis. Kami harus menghadapinya, yang penting adalah kemenangan,” jelasnya.
Laga tersebut menjadi harapan terakhir kedua tim untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Sebelumnya, Chile harus finis keempat di Piala Afrika U-23 2023.
Senada dengan Guinea, Indonesia memasuki Kejuaraan Asia 2024 di peringkat keempat.
Pemenang laga ini akan bertanding di Grup A bersama tuan rumah Prancis, Amerika, dan Selandia Baru.
Shin Tae-yong menyoroti kondisi lapangan saat sesi latihan pertamanya di Prancis: di bawah standar
Timnas U-23 Indonesia menggelar sesi latihan pertamanya di Paris, Prancis pada Senin 2024.
Pada sesi latihan perdana ini, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong hanya fokus pada banyak adaptasi, seperti cuaca dan lapangan.
Selama sesi latihan pertamanya di Stade Leo Lagrange, Shin Tae-yong membandingkan kualitas lapangan dengan di Qatar, dengan mengatakan bahwa itu tidak cukup.
“Di bawah standar ya. Bukan berarti seperti Doha, tapi katanya rumput di sini lebih bagus,” kata Shin Tae-yong.
Jadi mau tidak mau, kita harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi di sini, lanjut pelatih berusia 53 tahun itu.
Seorang pelatih asal Korea Selatan mengungkapkan adaptasi lain seperti menu dan waktu tidur.
“Jadi kami terburu-buru memesan hotel, dan kami menghadapi masalah makanan dan tidur, karena pertandingan kemarin di Doha diputuskan setelah selesai, jadi masalah seperti itu tidak banyak,” ujarnya.