Pemerintah Israel Cabut Izin Kartu Pers Semua Jurnalis Al Jazeera: Mereka Ancaman untuk IDF

Tribunnews.com -Penutupan operasi al -Jazira dan melarang isinya di Israel, Pers Pemerintah (GPO) telah lagi menyatakan kebijakan kontroversial.

Ini terjadi setelah GPO mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan kartu pers semua jurnalis Al -Jazir yang bekerja di Israel, dimulai dengan Kamis ini (12.12.2014).

Berkat kebijakan ini, seluruh jurnalis Al -Jazir di Israel adalah ilegal.

GPO, yang bekerja di bawah kantor Perdana Menteri, mengatakan langkah itu diikuti oleh keputusan pemerintah, yang sebelumnya telah dilarang menunjukkan konten al -Jazira pada tahun 2024. 5 Mei

Partainya berhenti dan memblokir Al -Jajira pada saat itu karena dianggap mematahkan keamanan nasional.

Penemuan itu dipimpin oleh hukum luar biasa yang disahkan pada bulan April tahun lalu.

Ketika datang ke kartu pers di Israel, GPO memberi jurnalis Al -Jazzira.

Namun, proses penolakan tidak berlaku untuk produsen dan fotografer dari jaringan, yang operasinya didanai oleh Qatar.

GPO juga membuka suara untuk membatalkan kartu pers Al -Jazzira, dan sebelum konten Mei terakhir Mei.

GPO Al Jazeera Speed ​​adalah media yang sering menyebar kebohongan ketika bersinar di Israel.

“Al -Jazira adalah media yang sering memancarkan konten palsu, termasuk hasutan untuk Israel dan Yahudi dan mengancam tentara IDF.” Direktur GPO Nitzan Chen mengatakan dalam pernyataannya.

“Dengan demikian, penggunaan jurnalis (al -Jazira) wartawan secara alami dapat mengancam keamanan negara melalui darurat militer ini,” kata Nitzan. Asuransi konten al -jazzira di Israel

Pemerintah Israel juga melarang konten berita di media sebelum izin jurnalis Al -Jazir.

Menurut Anadolu, parlemen Kieset mengadopsi asuransi konten al -Jazir di Israel diadopsi oleh parlemen Kieset.

Undang-undang ini disetujui dalam bacaan terakhir dengan 26-8 suara dengan Knesset, yang berisi 120 anggota, seperti yang ditunjukkan oleh Parlemen.

Tujuan dari undang -undang ini adalah untuk menghentikan pekerjaan saluran al -Jazir yang berbasis di Qatar dan Al -Mahaden dari Lebanon, yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan Hizbolla.

Pemerintah Israel pada 5 Mei

Larangan Israel mengkritik organisasi internasional dan regional sebagai serangan terhadap pers.

(Tribunnews.com/bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *