Bukan untuk Membunuh, Ini Fungsi Palu dalam Kasus Pembunuhan Satpam di Bogor

Tribunnews.com – Banyak bukti pembunuhan penjaga keamanan, Septin (37), berhasil diamankan di Long G Inton, Distrik Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Di antara mereka adalah pisau yang digunakan Abraham Michael untuk membunuh kehidupan di Sepahsan.

Lalu ada beberapa kasus lain, palu dengan beberapa sepatu hitam milik tersangka.

Kemarin, pada hari Senin (12/1/202), ia tergerak oleh Kepala Polisi Kota, Bogor Pol Eco Pragueyo.

“Untuk bukti pisau, pembunuhan, palu, beberapa tersangka darah,” kata Eco kepada wartawan pada hari Senin.

Selain itu, polisi kota Cassat Rescrim Bogor, AKP Aji Riznaldi Nugrho, mengatakan palu Abraham telah menggunakan layar jendela.

“Dia tidak terbiasa membunuh. Tapi dia biasa memecahkan jendela,” kata Aji.

Dia mengatakan Abraham memecahkan jendela karena dia kesal oleh ibunya Frida Felix.

“Karena orang yang khawatir (Abraham) kesal tentang ibunya,” jelasnya. Pembunuhan yang direncanakan

Ibrahim rupanya merencanakan pembunuhan Septian enam jam sebelum insiden itu.

Dia bahkan membeli pisau pembunuhan.

“Kami mendapatkan pembelian pisau. Ini 20,05. Tersangka membeli barang untuk menerapkan langkah -langkah (pembunuhan),” Aji Rizaldi Nevho mengatakan kepada wartawan pada hari Senin.

Sam Seph Ian terbunuh sekitar pukul 02.30. Pada saat itu, korban sedang tidur dan Abraham langsung pisau.

Tersangka itu kesal karena korban menggugatnya ibunya karena dia sering kembali hingga larut malam.

“Tidak ada perlawanan,” katanya. “

Septian mendapat 22 luka dengan pisau. Dari semua luka, ada luka yang membuatnya mati.

Luka di leher kiri adalah korban. Abraham meluncur lehernya sampai pembuluh darah terputus.

“Dari kesimpulan ini, penyebab kematian berdasarkan Scorpan terakhir telah membuat tersangka di leher,” katanya. Ibu sang ibu menangis.

Sementara itu, Frida Felix menumpahkan air mata ketika Polisi Bogor City mengumumkan kasus putranya pada hari Senin.

Dia menangis karena putranya bisa melakukan pembunuhan terima kasih.

Wanita itu, yang bekerja sebagai pengacara, mengatakan insiden itu menyebabkan rasa sakit yang mendalam di dalam hatinya.

“Aku tidak setuju dengan pembunuhan itu. Karena itu menyebabkan rasa sakit yang dalam di hatiku.”

Frida ingin bertemu dengan septitian yang diketahui -keluarga Pelabuhanrat, Sukabami.

“Saya benar -benar ingin bertemu keluarganya, Septin sangat ingin bertemu, tetapi saya tidak tahu rumahnya, saya tidak tahu alamatnya, saya tidak tahu nomor teleponnya, saya tidak tahu harus meneleponnya apa,” katanya.

Frida mengaku berlutut untuk meminta maaf kepada keluarga septik.

“Saya akan meminta maaf kepada ibu saya Septin karena anak saya melakukannya di bawah kendali obat yang dia makan,” katanya.

Selain itu, Frida mengatakan bahwa Septian adalah orang yang sangat baik.

“Jadi saya sangat sedih, sangat sedih. Septin adalah anak yang baik, dia selalu berkata, ‘Selamat pagi, Bu. “Selamat malam, Bu.” Itulah yang selalu dia katakan padaku. “

Beberapa artikel ini ditayangkan di tribunnewsbogor.com dengan judul: kinerja Palu jika terjadi pembunuhan pedoman keamanan di rumah mewah Bogor mewah, hanya dibeli oleh pengacara.

(Tribunnews.com/deni)(tribunnewsbogor.com/rahmat haveayat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *